Palu - Perayaan Imlek di Palu, Sulawesi Tengah berlangsung lancar dan aman. Yang menarik, berbeda dengan daerah lainnya, perayaan tahun baru Cina ini dipusatkan di Gereja Katolik Santo Paulus, Palu, Sulawesi Tengah, bukan di Klenteng atau Vihara-vihara. Atraksi Barongsai pun tak luput dipertunjukkan.Seketika Gereja Katolik Santo Paulus Palu berubah nuansanya. Lampion atau lampu hias khas Cina menghiasi langit-langit gereja Katolik terbesar di Kota Palu itu. Bahkan busana para jemaat yang mengikuti ibadah di Minggu (29/1/2006) ini bernuansa khas Cina. Gereja Katolik terlihat menjadi semarak dengan lampu-lampu hias khas Cina itu. Maklum para warga keturunan Tionghoa menggelar ibadah Minggu sekaligus perayaan Tahun Baru Cina di gereja itu. Ibadah dipimpin oleh Pastor Melky Toreh dari kepastoran setempat. Arak-arakan anak-anak altar pun tetap terlihat seperti biasanya, namun kali ini menjadi berbeda karena anak altarnya adalah anak-anak Warga Negara Indonesia keturunan Tionghoa. Lalu setelah ibadah usai para jemaat dewasa pun mengantarkan angpao untuk Sang Pastor. Setelah itu giliran anak-anak yang mendapat pembagian angpao. Kegembiran terpancar jelas dari wajah anak-anak itu. Sebelumnya/mereka menyanyikan lagu puji-pujian untuk Yesus Kristus dalam bahasa Cina. Salah satunya lirik berbunyi: Wo aini Yesus Christus.Setelah usai ibadah di dalam gereja, halaman Gereja Katolik di Jalan Tangkasi, Palu Selatan itu pun diubah menjadi arena barongsai. Dua ekor Liong meliuk-liuk di halaman gereja berusaha mengambil beberapa bungkus angpao yang digantung. Para jemaat gereja mulai dari anak-anak hingga orang tua terlihat menikmati pertunjukkan ini.Menurut beberapa warga Tionghoa yang mengikuti kebaktian itu mereka sengaja memusatkan perayaan Imlek ini di Gereja Katolik karena faktanya sebagian besar warga keturunan di Palu beragama Kristen Katolik. Itu juga untuk menghormati keberagaman kepercayaan yang tumbuh di Indonesia
(jon/)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini