.webp)
Sebagai salah satu pulau terluar Indonesia, Pulau Rupat berbatasan langsung dengan Port Dickson di Malaysia yang dipisahkan oleh Selat Malaka. Apabila diukur, jarak antara Rupat menuju Port Dickson hanya 38 Km.
Apabila menggunakan speedboat, perjalanan dari Pulau Rupat menuju Port Dickson dapat ditempuh kurang dari satu jam. Fakta itu sekaligus menunjukkan betapa dekatnya Pulau Rupat dengan teritori Malaysia tersebut.
Hanya di satu sisi, isu abrasi yang cukup serius di Pulau Rupat kerap membayangi hingga dinilai bisa mengancam kedaulatan RI. Diungkapkan oleh Pelaksana Jabatan (PJ) Bupati Bengkalis Syahrial Abdi saat ditemui detikTravel di Pekanbaru beberapa waktu lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ada satu permasalahan yang kita alami, itu abrasi. Karena dia memang menghadap laut lepas meski pun selat, dan itu aktivitasnya sangat sibuk sekali. Hampir 90 ribu kapal yang melintas di sana," pungkas Abdi.
Melihat posisi Pulau Rupat sebagai salah satu pulau terluar di Indonesia, Abdi juga mencontohkan Batam sebagai gerbang masuk dari Singapura. Rupat juga memiliki potensi yang sama sebagai gerbang masuk dari Malaysia.
Namun, potensi itu kian terancam dengan adanya isu abrasi yang menggerus Pulau Rupat. Di mana oleh Abdi, hal itu menjadi ancaman bagi kedaulatan Indonesia.
"Kata kuncinya Rupat merupakan pulau terluar dan suatu hari nanti bisa jadi gerbangnya Indonesia. Abrasi masih terjadi di sana. Satu meter terjadi abrasi, berarti kita satu meter mengurangi kedaulatan negara kita," urai Abdi.
Di lokasi, kawasan pantai di Kecamatan Rupat Utara diketahui menjadi salah satu yang paling terdampak. Misalnya saja di Desa Teluk Ruh hingga Pantai Lapin yang populer di kalangan wisatawan.
Terkait ancaman abrasi, saat ini Pemkab Bengkalis telah melakukan sejumlah upaya penanggulangan seperti pemasangan pemecah ombak dan lain sebagainya. Namun, upaya itu masih begitu minim dan terhalang kurangnya dana.
"Kemarin kita minta untuk kawan-kawan di infra untuk dukung itu mendesain bagaimana break water-nya turap atau apa itu untuk penahan pantai, agar tidak abrasi dan juga penahan terjangan ombak," jabarnya.
Baca juga: Menilik Eksistensi Ringgit di Pulau Rupat |
Menindaklanjuti rencana itu, Abdi juga mempunyai mimpi untuk menambahkan jalur pejalan kaki di sekitar pantai untuk wisatawan.
"Saya punya mimpi, kalau andailah Rupat ini bisa dibuatkan jalan melingkar. Itu pasti setelah break water itu ada akses jalan. Nah, saya kebayang kita jalan kaki atau bersepeda sehingga ini jadi kawasan publik sekeliling Rupat," harap Abdi.
Di tahun 2010 silam, Pulau Rupat telah ditetapkan oleh Pemerintah sebagai salah satu Kawasan Strategis Pariwisata Nasional atau KSPN. Tak hanya itu, Pulau Rupat juga masuk sebagai Kawasan Ekonomi Khusus atau KEK oleh Menteri Pariwisata saat itu, Arief Yahya.
"Untuk diketahui, Rupat sendiri sudah ditetapkan sebagai Kawasan Strategis Pariwisata Nasional atau KSPN sejak tahun 2010. Dalam catatan kami sudah ditetapkan 88 KSPN, tapi sayangnya Rupat jadi salah satu yang tertinggal. Walau ditetapkan lama sekali, belum ada progres bagaimana layaknya KSPN," ujar Abdi.
Program Tapal Batas mengulas mengenai perkembangan infrastruktur, ekonomi, hingga wisata di beberapa wilayah terdepan khususnya di masa pandemi. Untuk mengetahui informasi dari program ini ikuti terus berita tentang Tapal Batas di tapalbatas.detik.com!
Lihat juga video '3 Kampung Hilang hingga TPU Tenggelam Akibat Abrasi di Bekasi':
