"Pada hari ini, Kamis (3/12), dini hari. Tinggi kolom abu teramati sekitar 200 meter di atas puncak. Berdasarkan pantauan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) yang berada di Pos Pengamatan Gunung api Ili Lewotolok, erupsi terjadi pada pukul 03.54 waktu setempat. Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah barat. Erupsi gunung dengan ketinggian 1.623 meter di atas permukaan laut, terekam di seismogram dengan amplitude 5 mm dan berdurasi 25 detik," kata Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Raditya Jati, saat dihubungi, Kamis (3/12/2020).
Menurut Raditya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lembata melaporkan sebanyak 7.968 orang yang mengungsi per Rabu (22/11), pukul 22.00 WIB. Mereka tersebar di 19 titik pos penampungan dan rumah-rumah warga.
"Kantor bupati lama 1.366 jiwa, SMPN I Nubatukan 873, aula kantor camat 653, Parak Walang 456, Desa Tapolangu 287, aula Kelurahan Lewoleba Tengah 279, aula Kopdit Ankara 169, los pasar Lamahora 112, aula Kelurahan Lewoleba Timur 65, aula Selandoro 50, aula GMIT Maranatha 64, dan aula BKD PSDM 46," katanya.
"Sedangkan mereka yang berada di rumah-rumah warga, BPBD mencatat di daerah Lewoleba Timur 1.042 jiwa, Selandoro 1.015, Lewoleba Selatan 467, Lewoleba 347, Lewaleba Tengah 286, Lewoleba Barat 286, dan Lewoleba Utara 105," sambungnya.
Diketahui, Gunung Ili Lewotolok mengalami erupsi pada Senin lalu (30/11), sekitar pukul 08.33 waktu setempat. Tinggi kolom teramati 1.400 meter di atas puncak. Aktivitas vulkanik masih terjadi hingga hari ini, Kamis (3/12). Melihat kondisi ini, status gunung api berada pada level III atau 'Siaga.' PVMBG merekomendasikan masyarakat di sekitar Gunung Ili Lewotolok dan pengunjung, pendaki atau wisatawan agar tidak berada, tidak melakukan pendakian atau pun aktivitas dalam zona perkiraan bahaya di dalam area kawah gunung dan seluruh area dalam radius 4 km dari puncak Gunung Ili Lewotolok. (aik/imk)