Polisi Ungkap Rintangan Perburuan Ali Kalora cs di Pegunungan Sulteng

Polisi Ungkap Rintangan Perburuan Ali Kalora cs di Pegunungan Sulteng

Jabbar Ramdhani - detikNews
Rabu, 02 Des 2020 19:07 WIB
taman jeka
Dusun Taman Jeka, salah satu lokasi yang pernah jadi basis kelompok MIT. Foto diambil pada 2016. (Erwin Dariyanto/detikcom)
Jakarta -

Aparat gabungan TNI-Polri masih memburu kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) yang dipimpin Ali Kalora di Sulawesi Tengah (Sulteng). Polisi mengungkap rintangan yang dihadapi petugas dalam menumpas kelompok ini.

Kabid Humas Polda Sulteng Kombes Didik Suparnoto mengungkap faktor pertama ialah faktor geografis. Kelompok Ali Kalora bersembunyi di dalam pegunungan yang punya pepohonan lebat.

"Perburuan sekarang masih dilakukan semaksimal mungkin oleh Satgas Tinombala di wilayah pegunungan dari Sigi, Parigi Moutong sampai Poso. Jadi wilayah operasi itu gunung, bukit, dan sangat lebat," kata Kombes Didik saat dihubungi, Rabu (2/12/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kemudian lebat juga, kalau kita bertemu orang 10 meter-20 meter bisa tak terlihat kalau dia tidak bergerak," sambungnya.

Aparat menyusuri lebatnya hutan di pegunungan dari 3 kabupaten tersebut. Gambaran sulitnya medan perburuan Ali Kalora juga bisa dibaca di sini.

Didik mengatakan aparat Polri bersama TNI juga melakukan penyekatan di titik-titik yang dimungkinkan dilalui atau jadi jalur kelompok tersebut mencari logistik.

ADVERTISEMENT

"Kemudian juga sinyal pun tidak bisa. Jadi kita kesulitan berkomunikasi. Begitu juga kalau ada info dari masyarakat. Makanya informasi kita terlambat. Begitu juga personel di atas, ada informasi tapi diinformasikan ke personel lain kesulitan," tambahnya.

Dia mengatakan, selain pengejaran, operasi yang dilakukan untuk menumpas ini ialah dengan memberi pemahaman kepada masyarakat agar tak terpapar paham radikal. Hal ini terus dilakukan agar masyarakat tak direkrut kelompok MIT.

Tokoh masyarakat dan pemerintah setempat dilibatkan dalam upaya deradikalisasi. Pemerintah daerah juga berupaya membantu pertumbuhan ekonomi masyarakat.

Didik mengatakan kelompok MIT terus berusaha menambah personelnya. Dia mengatakan Operasi Satgas Tinombala tidak dapat dikatakan gagal karena berhasil menindak sejumlah orang.

"Sebenarnya operasi ini, banyak yang sudah ditangkap. Masalahnya, jumlahnya naik-turun. Begitu sudah tinggal sedikit, ada lagi yang direkrut. Dan rekrutmen ini bukan hanya dari wilayah Poso. Begitu ditangkap, ada yang dari berbagai wilayah, ada yang dari NTB, ada yang dari Banten. Ini PR kita bersama, wilayah lain juga masyarakatnya bisa terekrut kelompok radikal ini," kata dia.

Simak video 'Pasukan TNI Ditambah, Buru Pelaku Pembunuhan di Sigi':

[Gambas:Video 20detik]



Siapa saja 11 anggota MIT yang masih tersisa? Silakan baca halaman selanjutnya.

"Pada 2016 ada 41 anggota, 2017 ada 9 (anggota), 2018 ada 7 (anggota), kemudian 10, bertambah 18, dan sekarang tinggal 11 (orang)," rincinya.

Dia mengatakan aparat akan menindak tegas kelompok MIT. Dia juga setuju Rektor IAIN Palu yang mengimbau masyarakat untuk tidak membantu kelompok MIT baik berupa informasi hingga makanan.

"Sebenarnya berhasil, cuma ya itu, inilah jadi PR bersama. Selain kita melakukan deradikalisasi, bagaimana juga caranya agar tak bisa ada yang masuk ke sana," ucapnya.

Kelompok yang dipimpin Ali Kalora ini diduga kuat sebagai pelaku pembunuhan sadis satu keluarga di Kabupaten Sigi. Polri mengimbau para DPO segera menyerahkan diri. Serta masyarakat yang melihat orang yang mirip dengan yang ada dalam gambar tersebut dapat melapor ke polisi setempat.

Berikut ini daftar nama 11 DPO MIT:

1. Ali Ahmad alias Ali Kalora
2. Qatar alias Farel alias AnaS
3. Askar alias Haid alias Pak Guru
4.Abu Alim alias Ambon
5. Nae alias Galuh alias Mukhlas
6. Khairul alias Irul alias Aslan
7. Jaka Ramadhan alias Krima alias Rama
8. Akun alias Adam alias Musab alias Alvin Ashori
9. Rulli
10. Suhardin alias Hasan Pranata
11. Ahmad Gazali alias Ahmad Panjang

Foto DPO Mujahidin Indonesia Timur Poso pimpinan Ali KaloraFoto DPO Mujahidin Indonesia Timur Poso pimpinan Ali Kalora (Foto: dok. istimewa)

Sebelumnya, Satgas Tinombala menindak tegas dua anak buah Ali Kalora pada Selasa (17/11) pagi. Kedua buron yang tewas tersebut adalah Wawan alias Aan alias Bojes dan Aziz Arifin alias Aziz.

Barang bukti yang diamankan Satgas Tinombala di antaranya 1 pucuk senjata revolver, 2 buah bom lontong, 20 butir munisi 5,56 mm, 4 butir munisi revolver, 1 buah GPS, 1 buah kompas, 2 buah head lamp, 6 buah korek api, kunci motor, uang tunai Rp 360 ribu, 1 renceng antinyamuk, 9 buah baterai, 3 bungkus kopi, 2 pasang sepatu, 2 tas selempang, 2 tas gendong, 1 buah terpal, 1 sisir dari jarum, 1 cermin, 2 sikat gigi, dan pakaian.

Kemudian, terjadi pembunuhan sadis terhadap satu keluarga di Sigi, Sulteng. Korban ada yang dibakar hingga ditebas.

Pemerintah mengutuk keras tindakan tersebut. Kapolri Jenderal Idham Azis memerintahkan jajarannya menindak tegas Ali Kalora dan kawan-kawan.

"Saya sudah bilang ke anggota, tindak tegas mereka (Ali Kalora dkk). Jika ketemu lalu mereka melawan, tembak mati saja," kata Idham melalui keterangan tertulis, Senin (30/11).

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut pembunuhan sadis di Sigi itu sebagai tindakan biadab.

"Tindakan yang biadab itu jelas bertujuan untuk menciptakan provokasi dan teror di tengah-tengah masyarakat yang ingin merusak persatuan dan kerukunan di antara warga bangsa," kata Jokowi dalam siaran YouTube Sekretariat Presiden.

Halaman 2 dari 2
(jbr/idh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads