Tanggapan FPI soal Viral Azan Ajak Jihad di Petamburan

Tanggapan FPI soal Viral Azan Ajak Jihad di Petamburan

Yogi Ernes - detikNews
Senin, 30 Nov 2020 20:53 WIB
Pengacaranya Firza Husien, Aziz Yanuar menyimbangi Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Rabu (17/5/2017). Aziz mengatakan bahwa Polda Metro Jaya resmi menahan Firza Husien dalam kasus dugaan pornografi yangada di situs baladacintarizieq
Wakil Sekretaris Umum FPI Aziz Yanuar (Lamhot Aritonang/detikcom)
Jakarta -

Sebuah video berisi azan dengan menyelipkan lafaz 'hayya alal jihad' atau ajakan untuk jihad, beredar di media sosial. Front Pembela Islam (FPI) membenarkan adanya seruan jihad tersebut.

Wakil Sekretaris Umum Front Pembela Islam (FPI) Aziz Yanuar mengatakan seruan untuk jihad itu tidak hanya di Petamburan, Jakarta Pusat, tapi juga di beberapa tempat lain.

"Iya benar. Macam-macam itu di mana-mana, ada di Petamburan, ada di Bogor," kata Aziz saat dihubungi wartawan, Senin (30/11/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Aziz, hal itu wajar-wajar saja. Aziz menilai seruan itu sebagai bentuk respons para pengikut Habib Rizieq Shihab yang dinilai sebagai sebuah kezaliman.

ADVERTISEMENT

"Saya rasa itu wajar, karena masyarakat melihat ketidakadilan melihat kezaliman luar biasa kepada ulama dan habaib karena tidak sepaham dengan pemerintah," kata Aziz Yanuar.

Aziz Yanuar kemudian menyinggung kesetaraan di mata hukum (equality before the law). Menurutnya, aparat berlaku tidak adil dengan memeriksa Habib Rizieq soal kerumunan di Petamburan, sementara kerumunan di lokasi lain tak diproses.

"Kan seharusnya tidak seperti itu, masyarakat kan diajarin pemerintah demokrasi Pancasila seperti apa menghargai pendapat, keadilan dan kesetaraan di depan hukum. Tapi pemerintah dan aparat keamanan diduga memperlihatkan hal sebaliknya," tuturnya.

"Ya wajar kalau rakyat marah, makanya saya memiliki pandangan perlakukan hukum dengan baik sesuai asas-asas keadilan," sambungnya.

Bagaimana tanggapan pemerintah soal azan ajakan jihad ini? Simak di halaman selanjutnya.

Wakil Menteri Agama (Wamenag) Zainut Tauhid Saadi meminta pimpinan ormas Islam dan para ulama memberikan pencerahan kepada masyarakat agar tidak terjebak pada penafsiran tekstual, apalagi sampai pada tindak keagamaan yang ekstrem.

Wamenag menilai, apa pun motifnya, video tersebut bisa berpotensi menimbulkan kesalahan persepsi di masyarakat. Jika tujuan video itu berupa penyampaian aspirasi, Zainut meminta aspirasi disampaikan secara persuasif.

"Di sinilah pentingnya pimpinan ormas Islam, ulama, dan kyai memberikan pencerahan agar masyarakat memiliki pemahaman keagamaan yang komprehensif," kata Zainut dalam keterangannya, Senin (30/11/2020).

"Jika video itu adalah bentuk penyampaian aspirasi, maka sampaikanlah secara persuasif dan dialogis. Jangan sampai terjebak pada tindakan ekstrem," imbuhnya.

Zainut mengaku belum mengetahui konteks dari pembuatan video tersebut, apakah sebatas membuat konten media sosial atau ada pesan khusus yang ingin disampaikan. Namun, jika azan itu dimaksudkan untuk menyampaikan pesan perang, seruan jihad dalam pengertian perang sangat tidak relevan disampaikan dalam situasi damai seperti di Indonesia saat ini.

"Jika seruan itu dimaksudkan memberi pesan berperang, jelas tidak relevan. Jihad dalam negara damai seperti Indonesia ini tidak bisa diartikan sebagai perang," ungkapnya.

Halaman 2 dari 2
(mei/fjp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads