Bantah Bisnis Ekspor Benur, Saraswati Unggah Video Penjelasan Bapaknya

Bantah Bisnis Ekspor Benur, Saraswati Unggah Video Penjelasan Bapaknya

Tim detikcom - detikNews
Sabtu, 28 Nov 2020 07:42 WIB
Rahayu Saraswati atau Sara Djojohadikusumo menjalani sesi foto di kantor detikcom
Saraswati Djokohadikusumo (Rachman Haryanto/detikcom)
Jakarta -

Calon Wakil Wali Kota Tangsel Rahayu Saraswati mengunggah video berdurasi 2 menit 18 detik di akun Facebook-nya, Rahayu Saraswati D Djojohadikusumo. Video itu disertai deskripsi mengenai bapak kandung Saraswati, Hashim Djojohadikusumo, yang meluruskan isu bahwa perusahaan miliknya, yaitu PT Bumi Sakti Mutiara, hanya memiliki izin budi daya lobster, bukan ekspor benur.

"Keluarga Hashim Sujono Djojohadikusumo selama 34 tahun telah bergerak di bidang bahari (Kelautan), khususnya budi daya kerang mutiara. Namun sejak 5 tahun lalu bisnis mutiara lesu, perusahaan Hashim Djojohadikusumo melakukan diversifikasi ke budi daya lobster. Fokus utama PT Bima Sakti Mutiara adalah budi daya lobster, bukan ekspor. Selain lobster, ada juga budi daya teripang, kerapu, dll. Sampai saat ini PT Bumi Sakti Mutiara BELUM PERNAH melakukan ekspor benih lobster (benur)," tulis Saraswati dalam kolom deskripsi video, seperti dilihat detikcom, Jumat (27/11/2020).

Video itu diunggah Saraswati pukul 12.56 WIB. Video ini merupakan potongan video, yang mana video utuhnya diunggah Saraswati di akun YouTube-nya. Dalam potongan video, tampak watermark program YouTube Saraswati, yaitu Let's Talk with Sara.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Video diambil pada Jumat, 17 Juli 2020, di Hotel Ayana, Jakarta. Tampak Saraswati mengenakan face shield, duduk di samping ayahnya.

"Keterangan Hashim Sujono Djojohadikusumo disampaikan pada tanggal 17 Juli 2020 jauh sebelum Rahayu Saraswati resmi dicalonkan sebagai Wakil Wali Kota Tangerang Selatan. Sejak mencalonkan sebagai Wakil Wali Kota Tangerang Selatan, Rahayu Saraswati telah MUNDUR dari semua perusahaan dan urusan bisnis," tulis keponakan Menhan Prabowo Subianto itu.

ADVERTISEMENT

Dia kemudian membagikan dua tautan berita yang di dalamnya membuktikan PT Bumi Sakti Mutiara bukan pengekspor benur.

Simak video 'Luhut soal Ekspor Benur: Dari Aturan, Tidak Ada yang Salah':

[Gambas:Video 20detik]



Simak penjelasan Hashim Djojohadikusumo di halaman selanjutnya:

Berikut penjelasan Hashim Djojohadikusumo dalam video yang diunggah Saraswati:

Kalau saya sudah bergerak di bidang kelautan 34 tahun, tahun '86. Ekspor pertama kami itu mutiara, itu (tahun) '89, 31 tahun lalu. Kami berurusan dengan sekarang namanya Kementerian Kelautan (dan Perikanan), sudah berapa dasawarsa. Badan Karantina, kita mau kirim mutiara, kita suntik siput, itu semua diatur oleh aparat Kementerian Kelautan sekarang (namanya), sejak 20 tahun.

Maka kalau budidaya itu, keluarga kami sudah lama. 5 Tahun lalu, bisnis mutiara kami mengalami kerugian dan mandek. Ini mungkin pasar dunia demikian. Sewaktu itu kami berfikir untuk diversifikasi. Kita, karyawan kita, karyawan kami 200 orang, 214 Karyawan. Daripada PHK 214 orang, kan leih baik kita cari bidang-bidang lain di bidang yang sama, kelautan.

Tapi budidaya, lobster itu dilarang oleh pemerintah. Kita tidak bisa budidaya lobster. Baru dengan menteri baru (Edhy Prabowo), budidaya itu diutamakan. Yang selama 5 tahun dilarang, diutamakan. Dan diutamakan budidaya, yang diberikan itu izin budidaya, bukan izin ekspor.

Kami akan diversifikasi ke budidaya lobster. Kami juga mau budidaya teripang, juga bisnis kepiting, kerapu, ikan dan macam-macam. Teripang untuk apa? Untuk bisnis obat-obatan, luar negeri banyak yang perlu. Untuk kosmetik dan untuk makanan dan sebagainya, itu tripang. So ini bukan hanya lobster. Untuk budidaya lain-lainnya juga. Kok selalu seolah-olah izin ekspor.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads