Strategi Pemkot Bogor Antisipasi Lost Generation Akibat PJJ Saat Pandemi

Strategi Pemkot Bogor Antisipasi Lost Generation Akibat PJJ Saat Pandemi

Angga Laraspati - detikNews
Rabu, 25 Nov 2020 18:30 WIB
Bima Arya
Foto: Pemkot Bogor
Jakarta -

Wali Kota Bogor, Bima Arya mengingatkan adanya ancaman 'Lost Generation' (Generasi yang hilang) yaitu anak-anak yang tidak memperoleh kesempatan mendapatkan pendidikan berkualitas. Untuk itu, ia mengajak para guru untuk terus berikhtiar melewati masa pandemi COVID-19.

"Saat ini adalah masa yang sangat berat, tapi mari kita ikhtiar bersama-sama bahwa tidak ada generasi yang hilang," kata Bima dalam keterangan tertulis, Rabu (25/11/2020).

Hal tersebut disampaikan Bima saat menjadi keynote speaker webinar memperingati Hari Guru Nasional dan HUT PGRI Ke-75 Tahun 2020 Tingkat Kota Bogor secara virtual di ruang kerjanya, Balai Kota Bogor, Selasa (24/11) kemarin.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bima melanjutkan generasi yang hilang itu disebabkan pandemi yang belum diketahui kapan akan berakhir dan vaksin pun belum diketahui kapan bisa diberikan. Sementara itu, kegiatan pembelajaran bagi para siswa yang dilaksanakan jarak jauh atau daring membuat tenaga pendidik maupun para orang tua dihadapkan pada masalah yang tidak mudah.

"Dampaknya bagi para siswa khususnya sungguh luar biasa," kata Bima.

ADVERTISEMENT

Ia juga merespons apa yang disampaikan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) mengenai rencana pembelajaran tatap muka tahun 2021. Bima Arya meminta tenaga pendidik dan pihak sekolah menyiapkan rencana tersebut sebaik mungkin.

Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor melalui Dinas Pendidikan (Disdik) dan Kantor Cabang Dinas (KCD) Pendidikan Provinsi Jawa Barat juga akan melakukan pemeriksaan semua sekolah mengenai perangkat protokol kesehatan.

Selain itu, lingkungan sekolah juga menjadi hal yang harus diperhatikan dan harus aman dari kerumunan para siswa setelah berakhirnya proses pembelajaran. Kepada satgas sekolah bersama aparatur wilayah Bima Arya meminta untuk memastikan hal tersebut.

"Sistem belajar juga harus dipastikan aman. Ada pembatasan kuota, masuknya digilir dan tetap ada PJJ," jelasnya.

Bima melanjutkan orang tua yang tidak memberikan izin anaknya untuk mengikuti pembelajaran secara tatap muka, maka siswa tersebut tidak diwajibkan mengikuti kegiatan tatap muka. Saat ini, Disdik Kota Bogor masih merumuskan panduan teknis untuk disosialisasikan kepada semua sekolah di Kota Bogor.

Di sisi lain PJJ memiliki banyak dampak negatif, baik bagi siswa yang tidak mendapatkan pendidikan yang berkualitas maupun orang tua yang tidak semua mampu membimbing anaknya dan memenuhi kebutuhan PJJ di masa pandemi COVID-19.

"Tenaga pendidik sendiri, masih banyak yang belum bisa menyesuaikan dengan PJJ. Data yang ada, hampir 60 persen instruksi sekolah diberikan melalui whatsapp (WA) group," sebutnya.

Di samping itu, Bima Arya tidak ingin ada korban anak-anak yang berjatuhan ketika rencana pembelajaran tatap muka berjalan. Anak-anak adalah masa depan, pemimpin pada saatnya.

"Untuk itu harus dijaga dan diselamatkan," ujarnya.

Ia juga kembali menekankan pentingnya penerapan protokol kesehatan. Sebelum dilaksanakan kegiatan tatap muka, rencananya para tenaga pendidik dan diharuskan mengikuti tes PCR atau Swab Test. Saat ini Pemkot Bogor tengah berupaya mempersiapkan segala sesuatunya.

"Insyaallah kita akan kombinasikan kualitas pendidikan dan protokol kesehatan. Semoga semua bisa berjalan dengan baik," pungkasnya.

(mul/ega)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads