Aksi pencopotan baliho bergambar pimpinan Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Syihab di berbagai ruas jalan di Jakarta yang dilakukan oleh TNI atas perintah Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman menjadi sorotan publik. Tak hanya mencopot, Mayjen Dudung pun mengancam akan menangkap setiap orang yang memasang kembali baliho Habib Rizieq yang tidak sesuai dengan aturan.
Tak hanya itu, Kepala Penerangan Kodam Jaya Letkol Arh Herwin Budi Saputra menilai spanduk bergambar Rizieq yang dicopot juga mengandung makna provokasi. Salah satunya, menurut Letkol Arh Herwin, terkait soal seruan revolusi akhlak.
Setelah Jakarta, aksi pencopotan baliho bergambar Habib Rizieq juga akhirnya dilakukan di sejumlah daerah di luar Jakarta dan menjadi ramai diperbincangkan. Ada yang membenarkan aksi Pangdam Jaya. Namun ada pula pihak yang mengkritik tajam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di kalangan elite, anggota komisi I DPR RI Fraksi Gerindra Fadli Zon menyebut aksi itu di luar kewenangan dan tujuan pokok fungsi (tupoksi) TNI. Ia pun menyinggung soal dwifungsi ABRI atas langkah Pangdam Jaya.
Sementara itu, anggota komisi I DPR RI dari Fraksi Golkar, Bobby Rizaldi, menilai langkah Pangdam Jaya tidak menyalahi fungsi TNI dan merupakan sinergi TNI untuk penanganan ketertiban umum biasa. Bobby mengklaim tindakan Mayjen Dudung mencopot baliho Habib Rizieq lantaran ketika spanduk dan baliho sudah dicopot Satpol PP, spanduk dan baliho tersebut kembali terpasang.
Untuk membahasnya, D'Rooftalk bersama Alfito Deannova akan membahasnya bersama kedua politikus, Fadli Zon dan Bobby Rizaldi, serta turut hadir juru bicara Persatuan Alumni (PA) 212, Haikal Hassan, dan aktivis Nahdlatul Ulama (NU), Guntur Romli. Simak perbincangannya dalam 'Saat Militer Lucuti Baliho' secara live streaming hari Rabu (25/11) hanya di detikcom.
(hnf/hnf)