Jakarta -
Kasus virus Corona (COVID-19) di DKI Jakarta memecahkan rekor dengan mencapai angka 1.579 kasus baru. Warga di Bundaran Hotel Indonesia (HI), Jakarta Pusat, menyuarakan sikap prihatinnya terkait ini.
Tika (34), warga asal Jakarta Pusat, mengaku sangat prihatin atas kasus baru virus Corona di Jakarta yang mencetak rekor. Dia meminta Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI lebih fokus mengatasi masalah ini.
"Sangat memprihatinkan, seharusnya pemerintah lebih bisa fokus, sangat harus lebih fokus lagi untuk mengatasi masalah ini gitu kan," kata Tika kepada wartawan di Bundaran HI, Jakarta Pusat, Minggu (22/11/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tika mengatakan pemerintah harus lebih memperkuat lagi aturan-aturan di Ibu Kota. Bahkan bila perlu, kata Tika, dibuatkan aturan baru untuk menekan laju penyebaran virus Corona.
"Seharusnya lebih ketat lagi peraturannya, kalau bisa dibuat peraturan baru agar bisa menekan angka Corona," ungkapnya.
Ilustrasi tes swab. (Grandyos Zafna/detikcom) |
Wanita berusia 34 tahun ini meminta Pemprov DKI lebih memperketat aturan jika pembatasan sosial berskala besar (PSBB) transisi DKI kembali diberlakukan. Selain itu, Tika berharap Pemprov DKI menindak dan meniadakan kegiatan-kegiatan yang tidak bermanfaat yang menimbulkan kerumunan.
"Karena kalau kita perhatikan sendiri sekarang orang-orang sudah banyak yang WFO (work from office) juga kadang-kadang masih ada demo-demo juga. Jadi hal-hal yang tidak memberikan manfaat itu sebaiknya benar-benar ditiadakan saja," imbuhnya.
Ditemui selanjutnya, Santi (42), warga Jakarta Pusat, meminta Pemprov DKI lebih tegas menangani virus Corona. Terlebih, tindakan tegas itu diperlukan untuk mencegah adanya kerumunan-kerumunan.
"Pemerintah DKI harus tegas sih, kalau tidak tegas kayak gini, kayak kerumunan-kerumunan, kurang tegas," katanya.
Santi mengatakan masyarakat juga harus sadar diri akan pentingnya menjaga protokol kesehatan. Masyarakat harus selalu memakai masker dan senantiasa menjaga jarak.
"Kalau bagi masyarakat ya harus sadar diri saja, seperti pakai masker, jaga jarak," ucapnya.
Simak juga video 'Di KTT G20, Jokowi Dorong Vaksin Corona Bisa Diakses Semua Negara':
[Gambas:Video 20detik]
Bagaimana kata warga Jakarta lainnya soal lonjakan kasus baru Corona? simak di halaman berikutnya
Warga Jakarta Pusat lainnya, Rifki Juniarto (28), mengatakan salah satu penyebab meningkatnya kasus Corona di DKI Jakarta adalah masyarakat belum sadar menerapkan protokol kesehatan. Rifki menyebut masyarakat masih menganggap virus Corona ini bukan hal yang serius.
"Ya menurut saya kita perlu meningkatkan kesadaran lagi, karena memang kalau riilnya bisa dilihat juga di sekitar kita, masih banyak sekali masyarakat yang belum sadar menggunakan masker dan mungkin menganggap ini bukan suatu hal yang serius," tuturnya.
Diberitakan sebelumnya, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menyampaikan data penambahan kasus harian virus Corona (COVID-19). Kemarin, Jakarta memecahkan rekor penambahan kasus harian COVID-19 dengan 1.579 kasus baru.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melakukan tes PCR sebanyak 12.898 spesimen. Sebanyak 10.291 orang dites PCR hari ini untuk mendiagnosis kasus baru dengan hasil 1.198 positif dan 9.093 negatif.
"Namun, total penambahan kasus positif sebanyak 1.579 kasus, lantaran terdapat akumulasi data sebanyak 381 kasus dari 1 laboratorium RS vertikal dan 1 laboratorium RS TNI 7 hari terakhir yang baru dilaporkan," ucap Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Dwi Oktavia, dalam keterangannya, Sabtu (21/11).
"Untuk rate tes PCR total per 1 juta penduduk sebanyak 142.256. Jumlah orang yang dites PCR sepekan terakhir sebanyak 76.724," katanya.
Dari penambahan kasus tersebut, jumlah total kasus positif di Jakarta sampai hari ini sebanyak 125.822 kasus. Dengan jumlah kasus aktif sebanyak 8.444 orang dirawat atau isolasi.
Rekor penambahan kasus ini memecahkan rekor sebelumnya pada 16 September 2020. Pada Saat itu, terdapat penambahan kasus harian dengan 1.505 kasus baru.
Total orang yang telah sembuh sebanyak 114.863 dengan tingkat kesembuhan 91,3%. Sedangkan total 2.515 orang meninggal dunia dengan tingkat kematian 2%, sementara tingkat kematian nasional sebesar 3,2%.
Untuk positivity rate atau persentase kasus positif sepekan terakhir sebesar 9,1%, sedangkan persentase kasus positif secara total sebesar 8,3%. WHO menetapkan standar persentase kasus positif tidak lebih dari 5%.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini