Korban kekerasan yang terjadi di Afghanistan terus melonjak. Adapun tahun ini korban kekerasan telah mencapai lebih dari 6.000 orang.
Merespons hal ini, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mendesak Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) untuk segera menghentikan kekerasan di Afghanistan.
"Kita harus segera bertindak dan tidak bisa lagi menunggu. Kekerasan di Afghanistan harus dihentikan karena hanya akan mengikis upaya perdamaian dan kepercayaan di antara rakyat Afghanistan," ujarnya dalam keterangan tertulis, Sabtu (21/11/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal tersebut ia sampaikan dalam pertemuan Arria Formula DK PBB terkait Proses Perdamaian di Afghanistan yang digelar virtual, Jumat (20/11). Adapun pertemuan tersebut bertujuan untuk mengidentifikasi upaya DK PBB dan komunitas internasional guna mendukung negosiasi perdamaian Afghanistan dan memastikan stabilitas dan perdamaian di Afghanistan.
Dalam kesempatan tersebut, Retno menegaskan pentingnya proses perdamaian di Afghanistan yang dipimpin, dimiliki dan dikendalikan oleh bangsa Afghanistan, serta menempatkan masyarakat Afghanistan sebagai sentralnya.
Adapun dalam merealisasikan tujuan tersebut, Retno memaparkan tiga hal penting. Pertama, kekerasan harus segera dihentikan, karena mengancam proses perdamaian dan menggerus kepercayaan masyarakat Afghanistan.
"Kedua, masyarakat internasional harus meningkatkan kontribusinya dalam membantu proses perdamaian di Afghanistan. Peningkatan bantuan internasional dibutuhkan untuk menciptakan situasi yang lebih kondusif di lapangan, meningkatkan kapasitas Pemerintah, sekaligus menopang ekonomi masyarakat Afghanistan," ungkapnya.
Ketiga, sinergi antara berbagai Lembaga PBB perlu diperkuat untuk bisa lebih membantu proses perdamaian di Afghanistan.
"Sinergi ini tidak hanya penting untuk menciptakan situasi yang kondusif di lapangan, tapi juga untuk lebih melindungi kelompok rentan, termasuk dalam hal pemberdayaan perempuan. Seluruh lapisan masyarakat harus dilibatkan dalam proses rekonsiliasi dan pembangunan negeri," paparnya.
Terkait hal ini, Retno jua menegaskan komitmen Indonesia untuk terus mendukung Afghanistan hingga perdamaian tercapai.
Di sisi lain, Presiden Afghanistan Mohammad Ashraf Ghani mengapresiasi DK PBB atas dukungannya bagi Afghanistan. Dalam hal ini, DK PBB dinilai berperan penting untuk terus mendorong gencatan senjata, mengimplementasikan sanksi, mendukung upaya melawan teroris termasuk pendanaannya, serta mendukung upaya konektivitas regional.
Tak hanya itu, negara-negara peserta pertemuan juga menyampaikan dukungan terhadap proses perdamaian yang inklusif di Afghanistan, serta mengecam kekerasan yang terus berlangsung. Sejumlah negara pun menyampaikan penghargaan terhadap peran Indonesia dan Jerman selama ini sebagai negara penjuru pembahasan agenda Afghanistan di DK PBB.
Sebagai informasi, dalam pertemuan Arria Formula DK PBB dipimpin oleh Menteri Luar Negeri Estonia Urmas Reinsalu dan dihadiri oleh Presiden dan Menteri Luar Negeri Afghanistan serta Menteri Luar Negeri Qatar, Finlandia, Norwegia dan Jerman.
Pertemuan ini juga menghadirkan sejumlah briefers, diantaranya Special Representative of the Secretary-General for Afghanistan, Deborah Lyons; anggota tim negosiasi Afghanistan, Fatima Gailani; dan Asia Director dari International Crisis Group, Laurel Miller.
Dalam pertemuan ini, Indonesia merupakan salah satu co-sponsor pertemuan bersama dengan Afghanistan, Estonia, Jerman, Finlandia, Norwegia dan Qatar.
(ega/ega)