Warga Tapanuli Tengah, Josua Hutagalung, mengaku sempat menunggu pihak Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) datang setelah rumahnya kejatuhan meteorit. Setelah 2 pekan pihak Lapan tak datang, Josua memutuskan menjual meteorit tersebut.
"Belum ada yang datang. Kita tunggu-tunggu itu berapa minggu. Tanggal 17 (Agustus 2020) kan batunya dijual, sampai tanggal 16 (Agustus) kita tunggu, nggak ada responsnya ya sudahlah daripada habis batunya dimainin sama anak ke depan rumah, dilempar-lempar. Daripada hilang, dijual lah," ucap Josua saat dihubungi, Kamis (19/11/2020).
Dia mengatakan pihak kecamatan setempat pernah datang ke rumahnya setelah meteorit tersebut jatuh. Namun, kata Josua, pihak kecamatan hanya menyarankan untuk menunggu pihak yang paham soal meteorit.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ada yang datang, dari pihak kecamatan sini katanya tunggu lah pihak terkait. Kita tunggu pihak terkait, nggak ada yang datang," tuturnya.
Sebelumnya, batu meteorit tersebut jatuh menimpa rumah Josua di Kolang, Tapanuli Tengah, Sabtu (1/8) sore. Saat itu, Josua mengaku mendengar suara riuh dari langit.
Dia kemudian mendengar suara dentuman keras. Saat dicek, atap rumahnya antara ruang tengah dan dapur sudah bolong.
Dia juga menemukan tanah di rumahnya sudah berlubang sekitar 15 cm. Tanah di sekitar lubang itu terlihat mengering. Josua mengatakan batu meteorit itu awalnya terasa panas saat baru ditemukan.
Lihat juga video 'Detik-detik Benda Diduga Meteor Melintas di Langit Pennsylvania AS':
Sementara itu, Kepala Bagian Humas Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), Jasyanto, mengatakan belum bisa menyebut batu itu sebagai meteor. Dia mengatakan tak bisa mengidentifikasi batu tersebut lewat foto.
"Kami belum bisa identifikasi karena belum lihat langsung," kata Jasyanto seraya meminta mengecek ke situs lapan.go.id soal informasi ada-tidaknya benda langit jatuh di wilayah Indonesia.
Kini, sebagian besar batu tersebut sudah dijual seharga Rp 200 juta. Namun media Inggris menyebutnya sebagai orang kaya baru karena batu meteorit itu dijual seharga 1,4 juta pound sterling atau sekitar Rp 26 miliar.
Josua mengaku kecewa jika harga batu itu di pasar ternyata Rp 26 miliar. Dia mengatakan menjual batu tersebut seharga Rp 200 juta ditambah Rp 14 juta untuk seng rumahnya yang tertimpa meteorit.
"Batunya kemarin saya jual Rp 200 juta batunya. Itu beratnya 1.800 gram. Itu saya jual ke orang Bali, atas nama Jared, bule tuh. Terus dia juga beli atap seng yang bolong Rp 14 juta. Jadi total Rp 214 juta," kata Josua saat dihubungi, Rabu (18/11).