Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan gempa bumi dengan magnitudo 5,3 (diperbarui menjadi M 5,2) di Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat (Sumbar), berjenis gempa dangkal. Gempa bumi ini terjadi karena aktivitas subduksi.
"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas subduksi. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault)," ujar Rahmat Triyono selaku Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG dalam keterangan tertulis, Rabu (18/11/2020).
Baca juga: 6 Fakta Guncangan Gempa M 6,3 di Sumbar |
Gempa bumi tektonik ini terjadi pukul 11.41 WIB di wilayah Samudra Hindia di bagian barat Sumbar. Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 1,75 Lintang Selatan (LS) dan 100,42 Bujur Timur (BT) atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 47 kilometer (km) arah barat daya dari Kota Painan, Kabupaten Pesisir Selatan, pada kedalaman 46 km.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
BMKG memaparkan dampak dari gempa bumi yang berpusat di laut ini:
- Skala III-IV MMI (Bila pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah) di Painan dan Tuapejat
- Skala II MMI (Getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang) di Padang, Padang Panjang, Padang Pariaman, Solok Selatan
"Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami," kata Rahmat.
Hingga hari pukul 12.00 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan (aftershock).
"Kepada masyarakat diimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa," imbau BMKG.
Simak video 'Panduan Kesiapsiagaan dan Evakuasi Hadapi Bencana di Tengah Pandemi':