Doa Pendek Umur Jokowi-Megawati Tak Bikin 'Banteng' Terprovokasi

Round-Up

Doa Pendek Umur Jokowi-Megawati Tak Bikin 'Banteng' Terprovokasi

Tim Detikcom - detikNews
Selasa, 17 Nov 2020 04:36 WIB
Rapat Kerja Nasional (Rakernas) sekaligus perayaan HUT ke-47 PDIP ditutup dengan malam kebudayaan, Minggu (12/1/2020) malam.
Foto: Ilustrasi PDIP. (Rifkianto Nugroho/detikcom).
Jakarta -

Acara Maulid Nabi yang diadakan Habib Rizieq Syihab akhir pekan lalu diwarnai dengan adanya doa agar Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri berumur pendek. PDIP pun tak mau terprovokasi.

Doa agar Jokowi dan Megawati berumur pendek dilontarkan oleh seorang ulama yang sempat mengisi acara Maulid Nabi yang diadakan di kediaman Habib Rizieq di Petamburan, Jakarta Pusat, Sabtu (14/11/2020). Ulama tersebut bernama Habib Idrus.

"Kita doakan Habib Rizieq Allah panjangkan umurnya. Jadi mimpin insyaallah di Indonesia. Yang kedua Allah pendekkan umur Megawati dan Pak Jokowi. Al-Fatihah," ucap Habib Idrus di acara Maulid Nabi yang diadakan Habib Rizieq, Sabtu (14/11) lalu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sontak, doa tersebut diamini oleh para umat yang hadiri dalam acara tersebut. "Amin," teriak jemaah di lokasi.

Video potongan doa Habib Idrus itu kemudian viral di media sosial. PDIP menilai hal tersebut sebagai sebuah doa provokatif dan tidak mencerminkan akhlak yang baik.

ADVERTISEMENT

"Sikap seperti itu bukan akhlak yang baik apalagi jika disampaikan oleh seseorang yang mengaku ulama, sama sekali tidak dicontohkan oleh junjungan umat Islam Nabi Besar Muhammad SAW. Rasulullah melarang keras mendoakan orang lain cepat meninggal dunia, apalagi jika orang yang didoakan itu adalah sesama muslim," kata Ketua DPP PDIP Ahmad Basarah dalam keterangannya yang diterima detikcom, Senin (16/11/2020).

'Banteng' Tak Terprovokasi

Menurut Basarah, tindakan tersebut memang ditujukan untuk memprovokasi PDIP agar membalas pernyataan tersebut dengan sikap anarkis. Namun, ia menegaskan, partai berlambang banteng moncong putih itu tidak terpengaruh oleh doa yang provokatif.

"Kami sadar betul bahwa tindakan tersebut memang untuk memprovokasi keluarga besar PDI Perjuangan agar bereaksi dan membalas dengan tindakan yang anarkis, tapi alhamdulillah kami tidak akan terpengaruh dengan 'doa provokatif' tersebut karena kami sangat mencintai persatuan bangsa Indonesia," ujarnya

Lebih lanjut Wakil Ketua MPR RI ini mendoakan agar orang yang melantunkan doa yang buruk itu segera mendapat hidayah dari Allah SWT. Basarah bersama segenap PDIP pun mendoakan agar Megawati dan Jokowi mendapat umur panjang dan sehat walafiat.

"Namun sebaliknya saya justru mendoakan kembali agar yang bersangkutan diberikan usia panjang dan segera mendapat hidayah Allah SWT, terutama hidayah agar menjadi ulama yang dapat menjadi suri tauladan bagi seluruh umat Islam bukan hanya suri tauladan bagi satu faksi golongan umat Islam saja," ujarnya.

"Segenap keluarga besar PDI Perjuangan beserta umat Islam dan umat beragama lainnya senantiasa mendoakan Bu Mega dan Pak Jokowi panjang umur dan sehat walafiat untuk terus menjadi pemimpin bangsa Indonesia di medan pengabdiannya masing-masing," sambung Basarah.

PDIP Sayangkan Sikap Ulama Berakhlak Buruk. Simak di halaman selanjutnya.

Ahmad Basarah sangat menyayangkan sikap ulama yang bertentangan dengan akhlakulkarimah yang diajarkan Rasulullah SAW. Menurutnya, tindakan mendoakan keburukan terhadap orang lain tidak sesuai dengan tujuan acara Maulid Nabi.

"Mendoakan orang cepat meninggal dunia, dengan nada buruk dan mencemooh, adalah akhlak buruk yang tidak sesuai dengan hikmah dan tujuan dari diselenggarakannya acara Maulid tersebut," ucap Basarah.

Acara peringatan Maulid Nabi yang diselenggarakan Habib Rizieq menimbulkan kerumunan jemaah yang tidak mengindahkan jaga jarak sebagai protokol kesehatan COVID-19. Dalam acara tersebut juga dilangsungkan prosesi ijab kabul pernikahan putri Habib Rizieq.

PPP Nilai Doa Habib Idrus Tak Sesuai dengan Jargon Revolusi Akhlak

Habib Rizieq mengusung jargon revolusi akhlak yang baru saja disampaikan beberapa waktu lalu. PPP menyebut doa Habib Idrus yang meminta agar Presiden Jokowi dan Megawati berumur pendek tak sesuai dengan jargon tersebut.

"Kalau pun mendoakan yang seperti yang disampaikan tadi, saya kira tidak sesuai dengan revolusi akhlak yang diusung Habib Rizieq Syihab," kata Wasekjen PPP, Achmad Baidowi kepada wartawan, Senin (16/11/2020).

Baidowi yang akrab disapa Awiek menilai doa yang terkesan buruk itu tak sesuai anjuran Islam. Justru, kata Awiek, Islam mengajarkan doa baik seperti panjang umur seseorang.

"Saya kira, kalau mendoakan orang celaka itu tidak diajarkan, tidak dianjurkan secara etika, secara akhlak, secara anjuran-anjuran di Islam itu kan kita wajib mendoakan orang supaya lebih baik, berkah umur, bahkan mendoakan panjang umur, diberikan kesempatan tobat," ujar Awiek.

"Karena namanya saja mendoakan, itu membacakan doa yang terbaik bagi orang-orang yang kita doakan," sambungnya.

Lebih lanjut, menurut Awiek orang yang mendoakan hal tak baik berarti tak paham Islam. Dia meragukan pemahaman keagamaan pendoa.

"Kalau mendoakan tidak baik, lah ini saya kira mungkin memiliki pemahaman yang berbeda, pemahaman keagamaan, atau sumber yang berbeda," imbuhnya.

NasDem menganggap doa Habib Idrus sebagai ujaran kebencian. Selengkapnya di halaman berikut.

Bendahara Umum Partai NasDem Ahmad Sahroni angkat bicara mengenai adanya doa agar Jokowi dan Megawati dipendekkan umurnya. Ia menganggap doa Habib Idrus itu sebagai bentuk provokasi dan ujaran kebencian.

"Hal ini jelas merupakan provokasi dan ujaran kebencian yang parah. Lebih parah karena ini ditujukan untuk Presiden dan Presiden Ke-5 kita," kata Sahroni kepada wartawan, Senin (14/11/2020).

Wakil Ketua Komisi III DPR RI ini meminta aparat kepolisian dapat segera menindak oknum yang bersangkutan. Sahroni berharap hal tersebut tidak menjadi makin besar.

"Saya minta Polri untuk segera menindak oknum yang bersangkutan agar hal-hal seperti ini tidak makin membesar," ujarnya.

Sahroni juga mengimbau para ulama agar tidak menyampaikan pesan yang menghujat orang lain. Sebab, menurutnya, sosok ulama adalah panutan bagi para umat Islam.

"Para ulama yang menjadi panutan umat untuk mengajak para umat untuk semua masyarakat adem dan tidak melakukan hujatan kepada siapapun apalagi kepala negara," kata Sahroni.

Sahroni pun mengajak semua pihak untuk membangun Indonesia dengan suasana yang damai. "Mari bersama-sama membangun negeri tercinta ini dengan kedamaian yang hebat," imbuhnya.

Halaman 2 dari 3
(elz/isa)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads