Pada momen Hari Pahlawan 10 November 2020, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada Machmud Singgirei Rumagesan. Dia adalah pahlawan yang berjuang menyatukan Papua dengan NKRI. Namun belum banyak yang kenal namanya.
Terpantau di Google Trends, Jumat (13/11) sore, nama Machmud Singgirei Rumagesan kalah populer dengan nama Pahlawan Nasional lain yang juga dianugerahi gelar pahlawan pada momen 10 November 2011. Nama Sultan Baabullah jauh lebih dicari publik Indonesia, begitu pula Raden Said Soekanto.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebenarnya, kepahlawanan Machmud Rumagesan tidak kalah monumental. Dia berjuang menyatukan Papua ke dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Sang Proklamator Sukarno (Bung Karno) punya julukan tersendiri untuk Machmud Rumagesan.
Sejarah Sang Raja Sekar itu dituliskan Rosmaida Sinaga dan Abdul Syukur dalam buku 'Machmud Singgirei Rumagesan: Pejuang Integrasi Papua', terbitan Ruas.
"Presiden Sukarno yang gigih berjuang dalam masalah Irian Barat agar wilayah ini menjadi bagian wilayah RI menyebut Rumagesan sebagai 'jago tua dari Irian Barat'," demikian tertulis di buku Rosmaida Sinaga dan Abdul Syukur.
Usia Machmud Singgirei Rumagesan memang lebih tua ketimbang Sukarno. Machmud Rumagesan juga berasal dari Irian Barat, istilah zaman dulu untuk menyebut Papua. Dahulu di era penjajahan Belanda, Papua, yang kini menjadi wilayah Indonesia, disebut sebagai Nieuw Guinea bagian barat, sedangkan Nieuw Guinea bagian timur bukanlah jajahan Belanda dan kini menjadi negara Papua Nugini.
Selanjutnya, biografi singkat Machmud Singgirei Rumagesan:
Machmud Singgirei Rumagesan
- Raja Sekar, Papua Barat
- Tanggal lahir: 27 Desember 1885
- Tempat lahir: Kerajaan Sekar, Kokas (sekarang di Kabupaten Fakfak, Provinsi Papua Barat)
- Tanggal wafat: 5 Juli 1964
- Makam: Taman Makam Pahlawan, Kokas, Fakfak, Papua Barat
- Menjadi Raja
1903: Kepala Agama Islam Kerajaan Sekar
1906: Raja Muda Kerajaan Sekar
1908: Raja Sekar dengan Gelar Raja Al Alam Ugar Sekar
- Perjuangan:
Melawan penjajah Belanda, menyatukan Papua menjadi bagian NKRI
- Riwayat bui:
1934-1941: Saparua, Maluku
1946: Sorong, Papua Barat
1946: Pulau Doom, Papua Barat
1946: Manokwari, Papua Barat
1946-1949: Hollandia (sekarang Jayapura), Papua
1949: Makassar, Sulawesi Selatan
- Organisasi politik:
1953: Ketua GTRIB (Gerakan Tjendrawasih Revolusioner Irian Barat)
1959: Anggota Dewan Pertimbangan Agung (DPA)
- Pahlawan Nasional
10 November 2020: Surat Keputusan Presiden RI Nomor 117 Tahun 2020