Untuk mewujudkan warisan yang baik dari masa pemerintahannya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) dinilai bakal memaksimalkan sisa periodenya hingga 2024. Caranya adalah dengan melakukan reshuffle kabinet.
"Mungkin semua akan ditutup dengan reshuffle. Masuk 2021, semua engine baru, bisa lari dengan koordinasi tepat dan kencang larinya hingga selesai di 2024," kata pengamat politik Hendri Satrio (Hensat) kepada detikcom, Jumat (13/11/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hensat adalah dosen komunikasi di Universitas Paramadina yang dikenal sebagai pendiri Lembaga Survei Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia (KedaiKOPI).
Jokowi ingin meninggalkan warisan yang baik dari era kepemimpinannya karena ini bakal dikenang sebagai pencapaian positif oleh publik Indonesia. Kenangan positif itu berguna untuk langkah-langkah selanjutnya.
Baca juga: RI Resesi, Pengamat Singgung Reshuffle |
"Saya yakin, ini juga ada kaitannya dengan, misalnya Mas Gibran (Rakabuming Raka), kan kemungkinan 2021 akan memimpin Solo," kata Hensat.
Untuk saat ini, dia melihat Jokowi sedang memperkuat pemerintahan dengan cara melakukan banyak kolaborasi. Jokowi merangkul banyak pihak, termasuk Gatot Nurmantyo, mantan Panglima TNI yang belakangan menjadi figur sentral Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI).
Selanjutnya, Jokowi dinilai ingin membuat situasi lebih kondusif supaya ekonomi membaik:
Gatot diberi bintang jasa. Bahkan Habib Rizieq Syihab juga dinilainya dicoba dirangkul Jokowi. Caranya, dengan mengizinkan massa yang luar biasa banyak menjemput kepulangannya pada 10 November kemarin.
"Pak Jokowi membuat situasi politik lebih kondusif sehingga ekonomi membaik dan kepercayaan publik juga membaik. Ini usaha-usaha Pak Jokowi membuat legacy di 2024," kata Hensat.