Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siroj meminta wabah pandemi COVID-19 dapat dijadikan sebagai pelajaran. Sebab, Said menilai masyarakat saat ini sudah bersikap angkuh karena perkembangan teknologi di era revolusi 4.0.
"Itu pelajaran yang sangat luar biasa di samping kita sadar ternyata revolusi industri 4.0 yang jadikan kita sombong ini hanya dengan virus Corona nggak ada arti artinya," kata Said saat ditemui di Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Jakarta Pusat, Kamis (12/11/2020).
Menurut Said, perkembangan teknologi yang kian pesat ini membuat manusia berada di puncak kesombongan. Alhasil, ketika dilanda pandemi wabah yang merugikan berbagai sektor, masyarakat justru kebingungan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita kan lagi di puncak-puncaknya sombong manusia ini, dengan digital, revolusi 4.0 lah, robotic dan sebagainya ternyata nggak ada artinya apa-apa. Diserang COVID-19 semua jempalitan, bingung," jelasnya.
Lebih lanjut, Said pun mengingatkan penularan virus Corona tak pandang bulu, siapa pun bisa tertular. Dia mendoakan semoga wabah ini cepat berlalu dan kehidupan kembali normal.
"Teknologi nggak ada artinya. dan saya heran COVID-19 ini milih-milihnya seperti apa ya. Kok bisa milih-milih gitu lho. Ronaldo kok kena, Rossi kena. Kurang imun opolah, kurang imun apanya weslah," ujarnya.
"Semoga Allah segera mengangkat virus ini khususnya bangsa Indonesia, umumnya di dunia semoga kita kembali normal itulah doa kita semua," lanjut Said.
(eva/eva)