Revolusi Akhlak Jadi Syarat, Habib Rizieq Siap Merapat

Round-Up

Revolusi Akhlak Jadi Syarat, Habib Rizieq Siap Merapat

Tim detikcom - detikNews
Kamis, 12 Nov 2020 08:30 WIB
Imam Besar FPI Habib Rizieq Syihab akhirnya tiba di Indonesia. Habib Rizieq langsung keluar dari Terminal 3 dan langsung berorasi.
Habib Rizieq Syihab saat tiba di Bandara Soekarno-Hatta (Rifkianto Nugroho/detikcom)
Jakarta -

Habib Rizieq Syihab, yang dikenal sebagai oposisi pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi), menyuarakan untuk mendukung pemerintah. Namun, dengan syarat, pemerintah mendukung Revolusi Akhlak.

"Saya tanya, kalau pemerintah melakukan revolusi akhlak, dukung tidak? Dukung tidak? Catat ini, sebarkan, biar pemerintah dengar. Kami siap mendukung Anda kalau Anda melakukan revolusi akhlak. Kalau Anda besok berbuat adil, kalau Anda besok menegakkan keadilan, kalau Anda mengubah segala kezaliman ini menjadi ketaatan kepada Allah, kami siap menghormati Anda, kami siap tunduk kepada aturan Anda," ucap Rizieq di depan pengikutnya dalam tayangan YouTube FrontTV, Rabu (11/11/2020).

Namun, menurut Rizieq, jika pemerintah tidak melakukan revolusi akhlak, Rizieq dan pengikutnya akan melawan segala ketidakadilan. Rizieq menyebut perlawanan akan dilakukan di seluruh Indonesia.



"Kalau Anda tidak... tidak adil, gelombang manusia, gelombang rakyat dari Sabang sampai Merauke akan melawan segala ketidakadilan. Takbir. Takbir," jelasnya.

Habib Rizieq menyebut pihaknya sudah memperhitungkan segala risiko. Mereka pun rela mati demi melakukan revolusi akhlak.

"Ini yang kita maksud revolusi akhlak. Kita tidak peduli apa pun risikonya. Risikonya paling tinggi mati. Paling tinggi apa. Orang berjuang mati, nggak... nggak berjuang apa? (Mati). Orang sakit mati, yang nggak sakit? (Mati). Orang kena Corona mati, yang nggak kena Corona? (Mati). Yang dimusuhin rezim mati, yang nggak dimusuhin? (Mati). Yang miskin mati, yang kaya? (Mati). Jadi nggak usah takut, mati itu bukan akhir segalanya. Mati itu awal kehidupan kita di akhirat untuk mempertanggungjawabkan segala amal kita di dunia ini," katanya.

Imam besar FPI itu juga meminta kepada pejabat negara untuk berlaku adil. Menurutnya, segala perbuatan di dunia ini akan dipertanggungjawabkan.

"Maka ini, kepada pejabat Indonesia, ingat, besok Anda juga akan mati, bukan kami saja yang mati, Anda akan ditanya kenapa bohong? Kenapa ingkar janji, akan ditanya. Kenapa khianat, kenapa tidak amanat. Nah, mumpung hayat masih dikandung badan, kami ajak, ayo kita ajak revolusi akhlak," tutur Rizieq.

Selain itu, dia menegaskan posisi ulama dan oposisi. Menurutnya, ulama lebih tinggi daripada oposisi lantaran menerima keputusan pemerintah yang menguntungkan rakyat dan mengkritisi kebijakan yang merugikan rakyat.


"Posisi ulama itu bukan oposisi, tapi posisi ulama adalah melakukan amal makruf nahi mungkar. Apa bedanya oposisi sama ulama, ada beda. Oposisi sering kali memposisikan diri segala keputusan pemerintah baik-tidak baik dia protes, dia serang. Itu oposisi. Tapi kalau ulama, putusan pemerintah bagus, ya kita apresiasi, kita hargai, kita doakan. Betul? Tapi kalau keputusan tidak baik yang merugikan rakyat, yang merusak agama, yang bisa menghancurkan negara, wajib untuk kita kritisi. Kalau itu posisi ulama, mulia tidak? Jadi ulama ini lebih tinggi dari oposisi. Karena mata ulama jeli," kata dia.

Habib Rizieq juga mengajak Presiden Jokowi melakukan revolusi akhlak. Dia menegaskan ketidakadilan harus dijadikan musuh bersama.

"Saya sampaikan sekali lagi kepada pemerintah, ayo pemerintahan Jokowi saat ini. Kami para ulama mengajak Anda dan jajaran Anda, menteri-menteri Anda. Semua pejabat negara, ayo kita revolusi akhlak, kita perbaiki. Yang sudah berlalu kita anggap berlalu, tapi ke depannya ini harus semua berubah. Yang kemarin bohong, besok tak boleh bohong lagi. Yang kemarin ulama dikriminalisasi, besok tidak boleh dikriminalisasi lagi. Yang kemarin pembiaran terhadap penodaan agama, penghinaan terhadap agama dibiarkan, dilindungi, besok tidak boleh ada penodaan agama yang dibiarkan. Setuju? Saya mau tanya, kalau pemerintahan Jokowi melakukan itu, setuju tidak? (Setuju)," ucapnya.

"Kita bukan musuh negara, bukan. Kita bukan musuh Jokowi, bukan musuh tentara, bukan musuh polisi. Kita musuh ketidakadilan. Siap jadi musuh ketidakadilan, siap ketidakadilan menjadi musuh bersama? Takbir," sambungnya.

Tanggapan Pemerintah soal Revolusi Akhlak

Rencana revolusi akhlak Rizieq pernah ditanggapi oleh juru bicara Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin, Masduki Baidlowi. Masduki mengatakan revolusi akhlak merupakan tugas para ulama dan habib.

"Kalau revolusi akhlak, semua ulama, semua habib punya tugas revolusi akhlak. Karena Nabi itu kan ada hadis yang mengatakan Nabi pun diutus semata-mata untuk sempurnakan akhlak. Itu memang tugas ahli waris Nabi, tugas para habib, tugas para ulama untuk revolusi akhlak. Kalau itu dilakukan, negeri ini akan aman, tidak ada gejolak. Itu yang diharapkan," kata Masduki kepada wartawan, Selasa (10/11).

Dia berharap revolusi akhlak yang digelorakan Rizieq akan membuat Indonesia aman dan tanpa gejolak. Dia mengatakan para ulama Indonesia terdahulu sudah menjalankan revolusi akhlak.

"Artinya revolusi akhlak itu adalah tugas ulama dan tugas ahli waris Nabi. Jadi kalau Habib Rizieq seperti itu, itu tugas yang sudah dikerjakan ulama. Kenapa di Islam nusantara ini menjadi Islam moderat terbesar? Itu karena para ulama melakukan revolusi akhlak, itu selama ini sudah dilakukan para ulama," tambah Masduki.

Halaman 2 dari 2
(aik/zap)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads