Presiden Indonesia ke-5 Megawati Soekarnoputri menyebut kondisi Jakarta saat ini amburadul. Golkar DKI menilai pernyataan Megawati itu harus dimaknai sebagai pelecut semangat bagi Pemprov DKI untuk membangun kota.
"Ya saya kira apa yang disampaikan oleh Bu Megawati kita maknai sebagai penyemangat bagi kita, baik Pemprov DKI Jakarta dan DPRD DKI Jakarta, agar bisa bekerja secara bersama-sama dengan akademisi untuk lebih baik lagi membangun Kota Jakarta," Sekretaris Fraksi Golkar DPRD DKI Jakarta Judistira Hermawan, saat dihubungi, Selasa (10/11/2020).
Ia mengatakan ada beberapa hal yang memang harus diperbaiki oleh Pemprov DKI. Salah satunya soal penanganan banjir.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dalam upaya penanggulangan banjir ini masih jauh dari harapan, dan anggaran penanggulangan banjir sangat besar, secara khusus Fraksi Golkar minta Pemprov DKI serius mengerjakan berbagai kegiatan terkait itu," sebutnya.
Baca juga: Megawati: Sekarang Jakarta Jadi Amburadul |
Tak hanya itu, ia juga meminta Pemprov DKI serius melakukan penataan kota dan tata ruang. Ia berharap persoalan terkait tata kota dan tata ruang itu segera dibahas dengan DPRD.
"Dalam hal penataan kota atau tata ruang misalnya, ini juga kita harapkan ada keseriusan dari Pemprov DKI, karena seharusnya perencanaan nya sudah diajukan ke DPRD dari tahun 2019 untuk dibahas bersama tapi sampai sekarang belum juga, kita harapkan segeralah," ujarnya.
Meski demikian, Judistira mengatakan ada hal yang harus diapresiasi dari Jakarta saat ini. Ia menyebut transportasi di Jakarta saat ini lebih baik.
"Dalam konteks transportasi publik saya kira sekarang sudah lebih baik," tutur Judistira.
Bagaimana kritik Megawati soal Jakarta tersebut? Simak di halaman berikutnya>>>
Megawati awalnya menyayangkan kondisi DKI saat ini yang menjadi tak keruan. Megawati menilai Jakarta menjadi amburadul, di sisi lain dia membanggakan kepala daerah asal PDIP.
Hal itu disampaikan Megawati dalam acara pemberian penghargaan 'Kota Mahasiswa' atau 'City of Intellectual' berdasarkan riset yang dilakukan oleh tim yang dipimpin guru besar Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Hafid Abbas, Selasa (10/11/2020).
"Terima kasih yang jadi peringkat kesatu, kedua, dan ketiga, Semarang, Solo, Surabaya, itu adalah anak-anak dari partai saya," kata Megawati dalam keterangan tertulis, hari ini.
Megawati kemudian menyayangkan kampus Universitas Negeri Jakarta (UNJ) di Rawamangun, Jakarta, belum masuk kategori City of Intellectual. Padahal prasasti pertama kali visi City of Intellectual justru berada di sana.
"Sayang kan kalau Rawamangun belum berhasil jadi City of Intellectual. Jadi para akademisi, saya mohon sangat, secara akademis kita melihat kita ini tujuannya mau ke mana," kata Megawati.
Presiden ke-5 RI itu mengaku menjadi saksi hidup kondisi Jakarta pada 1950-an. Namun, menurut Megawati, kondisi Jakarta saat ini menjadi amburadul, yang seharusnya menjadi kota berpengetahuan.
"Karena saya juga saksi hidup di Jakarta ini. Dulu waktu pindah dari Yogyakarta ke Jakarta pada 1950.... Tetapi sekarang Jakarta ini jadi amburadul. Karena apa? Seharusnya jadi City of Intellectual bisa dilakukan. Tata kota, masterplannya, siapa yang buat? Tentu akademisi, insinyur, dan sebagainya," tandas Megawati.