Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) mengungkapkan empat fase krisis yang mengintai negara-negara di dunia akibat pandemi COVID-19. Ia pun mendorong pemerintah dan masyarakat Indonesia mewaspadai dan berupaya sekuat tenaga untuk menghindari krisis berkepanjangan.
Fase krisis pertama, ungkap Bamsoet, yakni krisis sektor kesehatan. Hal ini sudah terjadi di lebih dari 200 negara di dunia. Krisis kesehatan terjadi karena terjangan virus Corona yang mengancam kesehatan dan keselamatan masyarakat dunia. Indonesia termasuk 215 negara di dunia yang berhadapan dengan krisis ini.
Berikutnya, krisis sektor ekonomi muncul sebagai efek domino dari pandemi COVID-19. Pembatasan aktivitas masyarakat memunculkan pelemahan perputaran ekonomi hingga pertumbuhan ekonomi negara tersendat. Dampaknya, kata Bamsoet, berbagai negara sudah masuk ke jurang resesi, termasuk Indonesia. Pemerintah Indonesia tengah berusaha keras untuk memompa roda perekonomian, di antaranya melalui program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Krisis kesehatan, kita sudah ada di area itu. Berikutnya krisis ekonomi, resesi, kita sudah berada di situ," ungkap Bamsoet dalam acara peluncuran hasil riset BS Center: 'Vaksin COVID-19 dan Arah Pemulihan Ekonomi Indonesia' di Jakarta, Selasa (10/11/2020).
Ketua DPR RI ke-20 ini melanjutkan fase berikutnya yakni krisis sosial. Krisis ini terjadi sebagai dampak dari pelemahan ekonomi yang menimbulkan pengangguran meningkat, daya beli menurun, masyarakat sulit mendapatkan penghasilan. Krisis sosial menimbulkan tingginya angka kejahatan, seperti pencurian sampai penjarahan.
Terakhir, kata Bamsoet, adanya ancaman krisis politik sebagai dampak dari situasi pandemi yang berkepanjangan. Menurutnya, Indonesia masih terhindar dari krisis sosial dan politik. Namun, kondisi meningkatnya pengangguran dan penurunan ekonomi berpotensi melahirkan krisis sosial yang mengancam keamanan masyarakat.
"Jangan sampai kita masuk ke dua fase krisis terakhir. Itulah tugas kita semua sebagai bagian dari bangsa ini untuk keluar dari kondisi krisis. Kalau sudah masuk krisis sosial akan banyak pencurian dan penjarahan-penjarahan, karena sudah masuk ke urusan perut," ulas Bamsoet.
Terkait krisis politik negara, Bamsoet mengungkapkan penggulingan kekuasaan pemerintah bukanlah sesuatu yang baik. Oleh sebab itu, ia mengimbau semua pihak untuk menjaga suasana politik agar tidak terjadi huru hara di situasi pandemi ini.
"Kami sendiri di MPR telah bertekad, tidak boleh ada pemerintahan kapan pun siapa pun yang diberhentikan di tengah jalan. Kita harus jaga dan kita komitmen ke sana. Setiap pemerintahan harus berakhir pada periodenya," seru Bamsoet.
Dalam rangka mempercepat pemulihan ekonomi nasional, Bamsoet juga mengajak para taipan Tanah Air untuk mengucurkan investasi yang dapat menggerakkan roda perekonomian. Menurutnya, investasi tersebut akan memberikan dampak positif bagi masyarakat luas, juga untuk para konglomerat. Sebab, stabilitas ekonomi akan mendorong terbentuknya iklim usaha dan situasi politik yang kondusif, sehingga para pengusaha bisa menjalankan bisnisnya dengan aman.
(prf/ega)