Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali berharap semua kegiatan kepemudaan harus ada grand design dan parameter serta ukuran yang bisa dijadikan pegangan berhasil atau tidaknya. Harapan itu disampaikannya saat membuka Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Bidang Kepemudaan Tahun 2020 secara virtual.
"Semua kegiatan kepemudaan harus ada parameter dan ukuran yang bisa dijadikan pegangan. Apakah kegiatan baik pengembangan maupun pemberdayaan pemuda itu berhasil atau tidak. Bappenas juga telah memiliki ukuran tentang Indeks Pembangunan Pemuda," kata Zainudin dalam keterangan tertulis, Selasa (10/11/2020).
Menurutnya, kegiatan Rakornas ini harus bersinergi dengan kementerian dan lembaga lainnya. Sebab tanggung jawab pengembangan, pemberdayaan dan pembinaan kegiatan-kegiatan kepemudaan ini bukan hanya menjadi tanggung jawab Kemenpora saja, tetapi seluruh stakeholders punya tanggung jawab untuk mengembangkan dan memberdayakan pemuda yang berjumlah 24% dari seluruh penduduk Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita harus siapkan betul bagaimana pemuda hari ini dan ke depannya. Terlebih akan menghadapi bonus demografi. Pemerintah sangat serius mempersiapkan itu. Program yang kita dorong bagaimana menyiapkan pemuda menjadi kreatif, inovatif, mandiri dan berdaya saing," tutur Zainudin.
Ia mengatakan program Kemenpora telah sejalan dengan apa yang telah tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN). Pemuda menjadi pelaku utama, menjadi subjek dari pembangunan itu sendiri.
"Saat ini kita belum pada satu tataran konsep yang sama. Untuk itu kita butuhkan Rakornas ini dengan melibatkan semua stakeholder, bukan hanya Kemenpora tetapi melibatkan kementerian/lembaga lainnya yang di dalamnya ada program-program kepemudaan," urainya.
Zainudin mengatakan setiap kebijakan yang diambil, implementasinya ada di daerah. Saat ini Kemenpora sedang mendorong revisi UU tentang SKN dan Kemenpora akan masuk ke dalam revisi tentang UU Kepemudaan dan UU Kepramukaan.
"Saya sangat apresiasi kegiatan ini, karena ini kesempatan untuk membicarakan tentang kepemudaan. UU Kepemudaan No.40/2009 memang sudah banyak perkembangan yang harus diakomodir oleh aturan ini," katanya.
"Grand Design tentang pembinaan kepemudaan dan keolahragaan adalah satu hal yang penting, berbagai kegiatan dan berbagai program tanpa grand design, tanpa roadmap yang jelas maka akan sia-sia, karena tidak bisa mengukur tingkat keberhasilan dan kegagalannya," jelasnya.
Lebih lanjut ia berharap hasil dari Rakornas ini akan dijadikan rekomendasi untuk pemerintah menghasilkan kebijakan kepemudaan ke depan.
"Saya berharap akan lahir rekomendasi penting yang akan menjadi pijakan bagaimana arah pengembangan dan pemberdayaan pemuda ke depan. Semoga ukuran dan indek yang diberikan Bappenas bisa segera dicapai terutama indeks pembangunan pemuda untuk 2020-2024 dan saya berharap bisa lampaui itu," tegasnya.
(akn/ega)