Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida mengatakan aktivitas kegempaan Gunung Merapi beberapa hari terakhir mengalami peningkatan. Akibatnya terjadi sejumlah guguran di lereng Gunung Merapi. Masyarakat pun diimbau untuk tetap tenang dan tidak terpicu berita dan laporan yang tidak bertanggung jawab.
"Guguran tadi tidak disertai dengan kejadian awan panas. Untuk potensi bahaya saat ini masih sesuai rekomendasi, sejauh maksimal 5 km dari puncak Merapi. Masyarakat diimbau untuk menjauhi radius tersebut," papar Hanik dalam keterangan tertulis, Senin (9/11/2020).
Aktivitas Gunung Merapi yang terjadi juga menyebabkan guguran di lereng gunung sisi barat pada Minggu (8/11) kemarin. Hanik pun memaparkan laporan guguran tersebut terjadi pada pukul 12.50 yang secara visual tampak dari PGA Babadan Dukun Magelang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hanik mengatakan guguran tersebut mengarah ke barat yakni hulu Kali Sat. Guguran terpantau sejauh 3 kilometer dari puncak dan menurutnya biasa terjadi dalam situasi Merapi yang sedang beraktivitas.
Sebagai informasi, Gunung Merapi ditetapkan berstatus Siaga (Level 3) sejak 5 November 2020. Pada periode pengamatan tanggal 8 November hingga pukul 24.00 WIB terpantau terjadi 71 gempa guguran, 31 kali gempa vulkanik dangkal, 2 kali gempa Low Frequency, 1 kali tektonik, dan 88 kali gempa hembusan.
(prf/ega)