Pekanbaru - Jajaran TNI AU Pekanbaru meningkatkan pengamanan udara di kawasan Selat Malaka. Hal itu dimungkinkan sering terpantaunya pesawat tempur asing dari kapal induk mencoba memasuki wilayah udara Indonesia.Komandan Pangkalan Udara (Danlanud) Pekanbaru, Kol Penerbang Bonar Hutagaol mengungkapkan hal itu kepada
detikcom, Senin (23/1/2006) usai mengikuti acara Rapat Tertutup Pemberantasan Illegal Logging di Kantor Gubernur Riau, Jl Sudirman, Pekanbaru.Bonar menjelaskan, jajaran TNI AU saat ini memperketat pengawasan jalur udara di wilayah pantai timur Sumatera. Kondisi ini, sering terpantaunya kapal induk milik negara asing di Selat Malaka sering mencoba pesawat tempurnya untuk memasuki wilayah udara Indonesia."Dari pantauan satelit kita, sering kali pesawat tempur dari kapal induk negara lain, terbang ke wilayah udara kita. Karena ini menyangkut harga diri bangsa, kita memperketat pengawasan di udara," kata Bonar.Kendati Bonar enggan menjelaskan milik nama negara pemilik kapal induk, tapi dia memastikan telah mengetahui asal negaranya. Kendati sering memergoki peswat tempur asing masuk ke wilayah Indonesia, pihaknya tidak bisa langsung melakukan penembakan. Sebab, semua itu harus ada izin dari presiden."Menembak pesawat tempur, itu berarti bertanda perang. Jadi kita baru sebatas menghimbau pesawat tempur asing itu untuk kembali ke kapal induknya. Kami yakin, pesawat tempur itu mengetahui akan larangan memasuki zona udara kita. Tapi mungkin mereka mau coba-coba," jelas Kol Bonar Hutagaol.Menjawab apakah pesawat tempur tersebut dari Malaysia, menurut Bonar, pesawat tempur bukan berasal dari negara tetangga. Dia menjelaskan, hubungan TNI AU Indonesia dengan Malaysia terjalin dengan baik. Misalnya saja, setiap kali mereka memasuki zona udara Indonesia, tentara udara Malaysia sering berkoordinasi dengan Pangkalan TNU AU Pekanbaru."Kalau dengan Malaysia kita ada kerja sama yang baik. Misalkan, pesawat tempur kita mengalami
emergency, kita boleh mendarat di Malaysia untuk memperbaikinya. Dan itu juga berlaku untuk mereka. Jadi tak ada masalah dengan Malaysia," kata Bonar.Untuk memperketat pengawasan zona udara di wilayah pantai Timur Sumatera, sambung Bonar, pihak TNI AU sekarang bekerja sama dengan tim satelit sipil yang dipusatkan di Dumai. "Ada recana, satelit pemantau zona udara di Dumai, akan kita tarik ke Pekanbaru. Ini guna mempermudah pemantuan adanya pesawat tempur asing yang mencoba memasuki wilayah kita," jelasnya.
(atq/)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini