BMKG: Kabut Inversi di Jakarta Berangsur Turun, Akan Hilang Jelang Tengah Hari

BMKG: Kabut Inversi di Jakarta Berangsur Turun, Akan Hilang Jelang Tengah Hari

Nur Azizah Rizki Astuti - detikNews
Jumat, 06 Nov 2020 10:37 WIB
Ilustrasi BMKG (Eva Safitri/detikcom)
Ilustrasi BMKG (Eva Safitri/detikcom)
Jakarta -

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyampaikan perkembangan terkini terkait kabut inversi yang ada di langit Jakarta pagi ini. Konsentrasi polutan berangsur turun.

"Data setelah jam 8 ini sudah berangsur turun. Terakhir pada posisi 169 ug/m3," kata Kepala Subbidang Produksi Informasi Iklim dan Kualitas Udara BMKG Siswanto saat dihubungi, Jumat (6/11/2020).

Kemudian, berdasarkan data per pukul 09.00 WIB, konsentrasi polutan turun kembali pada angka 103 ug/m3 dengan indikator berwarna biru, yang berarti kualitas udara berada di tingkat sedang. Siswanto menjelaskan kabut inversi memang berangsur hilang setelah ada penyinaran matahari.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Per data near real time jam 9 sudah di warna biru (sedang). Memang kabut inversi permukaan udara dekat permukaan akan berangsur hilang setelah penyinaran matahari mulai memanaskan permukaan secara optimal," jelas Siswanto.

"Inversi biasanya hilang jelang tengah hari," lanjutnya.

ADVERTISEMENT

Bagaimana penjelasan soal kabut inversi? Simak halaman selanjutnya. >>>

Sebelumnya, langit Jakarta pagi ini tampak berkabut. Kepala Subbidang Produksi Informasi Iklim dan Kualitas Udara BMKG Siswanto menyampaikan data dari Kepala Subbidang Pencemaran Udara BMKG Suradi. Dalam data itu terlihat, sejak semalam, konsentrasi debu polutan PM10 150 ug/m3.

Rata-rata harian konsentrasi PM10 150 ug/m3 adalah ambang batas harian udara dikatakan tidak sehat. Pagi ini konsentrasi melonjak mulai pukul 06.00 WIB hingga pukul 08.00 WIB, dengan konsentrasi dari 180-218 ug/m3.

Siswanto menjelaskan umumnya kadar polutan menurun bila terjadi hujan atau adanya proses rain washing. Sementara itu, di Jakarta dan Bogor tadi malam tidak terjadi hujan sehingga menambah akumulasi polutan di dekat permukaan.

Menurut Siswanto, kabut di Jakarta pagi ini terjadi bukan karena adanya peningkatan polusi udara. Namun konsentrasi polutan memang sedang tinggi karena dampak lapisan inversi yang lebih tebal.

"Nggak (karena meningkatnya polusi udara). Ini bukan kabut karena polusi, tetapi kabut lapisan inversi udara yang mengandung akumulasi partikel polutan lebih tinggi. Kabut udara sifatnya basah karena didominasi uap air. Kalau kabut polusi sifatnya kering seperti asap. Tetapi memang konsentrasi polusi udara sedang tinggi hari ini, karena dampak adanya lapisan inversi yang lebih tebal tadi," ujar Siswanto.

Halaman 2 dari 2
(azr/imk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads