Penyanyi Fiersa Besari dan ribuan pendaki lainnya dihukum tidak boleh mendaki Gunung Rinjani selama 2 tahun. Fiersa dan pendaki lain dinyatakan oleh Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR) melanggar standar operasional prosedur (SOP) pendakian yang telah ditetapkan.
Pelanggaran terhadap SOP pendakian Gunung Rinjani tentu disayangkan. Sebab, Rinjani merupakan salah satu gunung yang begitu eksotis dengan banyaknya garis kontur, mulai dari hutan lebat, semak belukar, hingga padang savana yang luas.
"Dia tidak boleh naik atau mendaki lagi di Gunung Rinjani selama 2 tahun. Padahal dia sudah tiga kali ke Rinjani," ungkap Kepala BTNGR Dedy Asriady, saat dihubungi detikcom, Rabu (04/11/2020).
![]() |
Ada 1.906 pendaki yang di-blacklist karena melanggar SOP pendakian yang ditetapkan. Ribuan pendaki yang di-blacklist itu merupakan pendaki dari wilayah Lombok hingga luar Pulau Lombok.
"Kita blacklist karena mereka tidak menaati SOP yang kami tetapkan. Mereka banyak yang melakukan overtime pendakian, padahal itu sudah dilarang dan cuma bisa dilakukan hanya 2 hari 1 malam. Selain itu, mereka juga ada yang tidak membawa pulang sampah," ungkap Dedy.
BTNGR mengaku tidak pernah mem-blacklist pendaki manapun, dan tak pernah membuat aturan yang memberatkan pengunjung. Hanya saja, karena masa pandemi COVID-19, semua pengelola gunung di Indonesia diharuskan membuat regulasi tentang pendakian.
Baca juga: 11 Destinasi Wisata Favorit Lombok |
Pengelola membatasi kuota atau jumlah pengunjung. Kemudian, harus mematuhi protokol kesehatan, hingga waktu pendakian yang bisa dilakukan hanya 2 hari satu malam.
"Dalam SOP khususnya pandemi ini, hanya 2 hari 1 malam pendakian, Seluruh Indonesia begitu. Mereka tidak melakukan check out-nya padahal sudah booking serta check in, sampah tidak bawa pulang, mendaki lebih 2 hari, itu," papar Dedy.
Bukan tanpa alasan BTNGR mem-blacklist Fiersa dan ribuan pendaki lainnya. BTNGR ingin menjadikan semua pendaki bertanggung jawab, dan bisa membuat jera para pendaki yang melanggar SOP.
"Yang kita bidik itu pendakian yang bertanggungjawab, supaya yang datang itu bangga akan Rinjani. Selama ini tidak ada gunung yang blacklist pendakinya, seluruh Indonesia wacana saja, saya buktikan kita blacklist. Ini kita coba untuk mewujudkan pendakian yang lebih baik," tegas Dedy.
"Dari blacklist-nya ini, ada yang datang ke kantor untuk klarifikasi. Dan diyakini dapat berubah, itu dicabut blacklist-nya. Karena ini bukan aturan yang kaku, tapi mendidik. Kalau yang ngeyel, itu sasaran karena kita tidak mau Rinjani awut-awutan," imbuhnya.
Fiersa sendiri telah meminta maaf dan mengklarifikasi kepada pihak pengelola Gunung Rinjani melalui sambungan telepon. Permintaan maaf Fiersa itu pun diapresiasi BTNGR.
"Itu sudah klarifikasi ke kami, itu gentleman mereka. Mereka mengakui kesalahannya, minta maaf ke BTNGR ke juga ke warga Lombok. Dia juga tidak akan mengulangi lagi kesalahannya," ungkap Dedy.
Seperti apa klarifikasi Fiersa. Simak di halaman selanjutnya.