Bagi seorang hamba, kesempurnaan ibadah adalah idaman. Namun adakalanya untuk mencapai kesempurnaan itu ada saja halangan dan rintangan yang harus dihadapi. Setidaknya ada 4 halangan itu, yakni: Kesenangan dunia, makhluk, setan dan nafsu.
Sehingga diperlukan langkah-langkah untuk menghilangkan rintangan tersebut. Seorang hamba yang ingin mengatasi kesenangan dunia harus mengubah sikap hidup untuk menjadikan dunia sebagai ladang mengumpulkan kebaikan. Dengan begitu hamba tersebut bisa melepaskan diri dari kesenangan dunia. Menghindari hiruk pikuk manusia, menggunakan kesempatan dan waktunya untuk lebih banyak beribadah pada Allah swt.
Perang dengan setan adalah jalannya, sehingga bisikannya menjadi hambar. Yang paling berat adalah mengendalikan hawa nafsu. Sebab bagi seorang hamba, nafsu ibarat kendaraan yang dapat mendorongnya meraih berbagai kebaikan seperti ibadah dan amal soleh lainnya. Namun, jika nafsu dibiarkan akan mendorong seorang hamba ke arah keburukan dengan tindakan yang sia-sia.
Maka diperlukan langkah untuk mengekang nafsu dengan tali yang bernama takwa. Tujuannya agar nafsu dapat hidup dalam diri seorang hamba, namun dapat dikendalikan agar tidak liar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nafsu, ini merupakan landasan ke arah perbuatan buruk jika seorang hamba tidak bisa mengendalikannya. Karena nafsu tidak peduli apakah seorang hamba itu orang kebanyakan maupun seorang ahli ibadah. Ia ( nafsu ) akan mengendalikan dan mempengaruhi tindakannya seperti berpakaian yang mentereng dan memakai arloji merk tertentu, dengan kendaraan mewahnya agar dilihat orang sabagai orang berkelas.
Jika seorang hamba sudah lulus ujian dengan melewati 4 persoalan tersebut di atas, masih ada hal-hal yang merusak kesempurnaan ibadah yaitu, sikap riya'.
Tanpa rasa ikhlas, tentu amal dan perbuatan yang seorang hamba lakukan akan menjadi sia-sia. Apalagi jika timbul rasa ingin dipuji oleh orang lain atau pamer ketika melakukannya.
Sifat senang memamerkan sesuatu atau biasa disebut riya', dalam agama Islam adalah perbuatan dosa dan merupakan sifat dari orang-orang yang munafik. Adapun musibah yang diakibatkan oleh riya' adalah masuk neraka. Hal ini sesuai dengan hadits Rasulullah saw yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah ra. Rasulullah bersabda, "Orang yang pertama kali dipanggil pada Hari Kiamat adalah orang yang menghafal Al-Qur'an, orang yang berperang di jalan Allah, dan orang yang memiliki harta banyak."
"Kemudian Allah bertanya kepada pembaca al-Qur'an itu, 'Bukankah Aku telah mengajarimu apa yang Aku turunkan pada Rasul-Ku? Si pembaca al-Qur'an itu menjawab, 'Tentu, wahai Tuhanku. Allah bertanya lagi, 'Apa yang telah kamu perbuat dengan ilmu yang kamu ketahui? Dia lalu menjawab, 'Wahai Tuhanku, aku sholat siang dan malam dengan membaca apa yang aku hafal dari Al-Qur'an itu.' Allah berkata lagi, 'Kamu berdusta!' Malaikat juga berkata, 'Kamu berdusta!' Allah berkata lagi, 'Kamu menghafal hanya karena kamu ingin disebut-sebut bahwa kamu adalah pembaca al-Qur'an, dan itu telah dikatakan orang. 'Lalu didatangkan di hadapan Allah, orang yang banyak harta. Kemudian dikatakan kepadanya, 'Bukankah Aku telah melapangkan rezekimu sehingga Aku tidak membiarkan kamu membutuhkan orang lain?' Orang kaya itu menjawab, 'Tentu wahai Tuhanku.' Allah berkata lagi, 'Apa yang kamu perbuat dengan kekayaan yang telah Aku berikan kepadamu?' Dia menjawab, 'Aku menyambung tali silaturahmi dan bersedekah.' Kemudian Allah berkata, 'Kamu berdusta!' Malaikatpun mengatakan, 'Kamu berdusta!' Allah berkata lagi, 'Kamu melakukan itu karena ingin dikatakan orang lain sebagai orang dermawan, dan hal itu telah dikatakan orang.'
Selanjutnya didatangkan di hadapan Allah, orang yang mati syahid. Allah bertanya, 'Apa yang telah kamu lakukan?' Dia menjawab, 'Aku diperintahkan untuk berjihad di jalan-Mu, maka akupun berperang hingga menemui kematian. 'Kamu berdusta!' Malaikatpun berkata, 'Kamu berdusta!' Lalu Allah berkata lagi, 'Kamu melakukan itu karena ingin disebut sebagai seorang pemberani.'"
Setelah itu Rasulullah menepukkan tangannya pada kedua lututnya seraya bersabda, "Wahai Abu Hurairah, mereka adalah kelompok pertama yang dimasukkan ke neraka jahanam." ( Diriwayatkan oleh Muslim, Ahmad bin Hanbal, at-Tirmidzi dan an-Nasai ).
Dari uraian hadits di atas agar dihindari keinginan disebut sebagai orang yang hafal Al-Qur'an atau pembaca Al-Qur'an, orang yang dermawan dan orang yang pemberani. Sikap riya' ini bahaya sekali dalam menggerogoti keimanan pada Allah, sikap ini yang membelokkan kita pada selain Allah.
Semoga Alkah memberikan hidayah-Nya, sehingga kita dijauhkan dari sikap riya'.
Aunur Rofiq
Ketua Dewan Pembina HIPSI ( Himpunan Pengusaha Santri Indonesia )
Sekjen DPP PPP 2014-2016
*Artikel ini merupakan kiriman pembaca detikcom. Seluruh isi artikel menjadi tanggungjawab penulis. --Terimakasih (Redaksi)--
(erd/erd)