Pemerintah Aceh mengajak masyarakat yang punya gejala Corona serta kontak erat dengan suspek COVID-19 melakukan isolasi mandiri serentak hingga 10 November. Isolasi itu untuk memutus mata rantai penyebaran Corona di Tanah Rencong.
"Masyarakat harus melaporkan diri kepada petugas apabila mengalami demam, batuk, pilek, nyeri tenggorokan, sesak napas, hilang pembauan dan ispa berat kepada Satgas COVID-19 di desa atau kepada petugas kesehatan di Puskesmas terdekat," kata Kepala Biro Humas dan Protokol Setda Aceh, Muhammad Iswanto dalam keterangannya, Senin (2/11/2020).
Imbauan diisolasi mandiri itu digelar sejak Minggu (1/11) kemarin. Iswanto mengatakan, tenaga kesehatan wajib memantau warga bergejala serta memberikan pendampingan. Mereka juga diminta aktif melakukan pelacakan terhadap kontak erat pasien Corona.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Semua aksi bersama ini dibuat agar kita sama-sama bisa melindungi 38 ribu lebih tenaga kesehatan dan 5,2 juta penduduk Aceh dari COVID-19," kata Iswanto.
Iswanto menjelaskan, Plt Gubernur Aceh Nova Iriansyah sudah mengirim surat ke bupati/wali kota untuk mendukung isolasi mandiri tersebut. Tenaga kesehatan diminta mengawasi isolasi serentak selama 10 hari.
"Bapak Plt Gubernur juga mengirimkan surat kepada Pangdam dan Kapolda untuk membantu menggerakkan Babinsa dan Binmas. Kepada para bupati dan wali kota pak Nova berpesan untuk mengingatkan Satgas COVID-19 baik di tingkat kabupaten, kecamatan, desa dan pendamping desa untuk berpartisipasi aktif pada program Gencar," kata Iswanto.
Pemerintah Aceh berharap dukungan penuh seluruh tokoh masyarakat, dan para alim ulama, cerdik pandai di seluruh Aceh untuk menyukseskan ikhtiar bersama dalam rangka terus memperkecil penyebaran COVID-19 di Aceh.
"Tentu semua pihak perlu mengambil peran. Pimpinan dayah hingga dai perbatasan juga menjadi pihak yang punya peran besar dan kita sangat mengharapkan dukungan semuanya," kata Iswanto.
Lihat data kasus Corona di Aceh di halaman berikutnya.