Ada Narasi 'Hati Nurani' di Balik Kedekatan Marinir dan Demonstran

Marinir dan Demonstran

Ada Narasi 'Hati Nurani' di Balik Kedekatan Marinir dan Demonstran

Rakhmad Hidayatulloh Permana - detikNews
Minggu, 01 Nov 2020 08:36 WIB
Pasukan Marinir TNI AL kerap mengamankan demonstrasi di Jakarta secara efektif tanpa kekerasan. Berikut adalah catatan kemesraan pasukan baret ungu dan demonstran.
Foto: Marinir TNI AL saat mengamankan demonstran (dok detikcom)
Jakarta -

Kemampuan Marinir TNI AL saat meredam demonstran aksi UU Cipta Kerja menarik perhatian publik. Pasalnya, pengamanan ini dilakukan tanpa kekerasan. Menurut pakar sejarah TNI, hal ini karena ada narasi 'hati nurani' dalam perekrutan prajurit baret ungu itu.

"Marinir itu khas ya menurut saya. Dia sebagai satuan yang berbedalah. Matranya laut tetapi dia tugasnya di darat. Jadi pasukan pendarat amfibi. Jadi itu memang ada tugas spesialnya," kata Sejarawan Ambar Wulan Tulistyowati saat dihubungi, Selasa (27/10/2020).

Mantan peneliti Pusat Sejarah TNI ini menyoroti narasi 'hati nurani' dalam perekrutan prajurit Marinir TNI AL ini. Hal ini dia baca dalam buku seri 'Ensklopedia Marinir' yang pernah ia ulas.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Yang saya ingat bahwa di dalam pembentukannya, itu ada penekanan-penakanan. Misalnya, ada kata-kata 'ketika memutuskan menjadi Marinir harus benar-benar keluar dari hati nurani'. Jadi sudah mengangkat seperti itu ketika rekrutmen dilaksanakan," ujarnya.

"Itu menjadi penekanan dari tugas khususnya Marinir sebagai pasukan amfibi pengaman pendarat," sambungnya.

ADVERTISEMENT

Ambar menjelaskan bahwa penekanan-penekan inilah yang bisa menjadi korelasi dengan tindakan Marinir saat mengamankan demonstran.

"Ini korelasinya dengan tindakan-tindakan yang pendekatan persuasif dan manusiawi," tuturnya.

Dia mengatakan bahwa tentara pada dasarnya memang mendapatkan pendidikan yang sama. Namun, ada kekhususnya di pasukan-pasukan tertentu.

"Pada intinya namanya tentara dalam payung yang sama. Di bawah payung TNI. Tapi ini kan ada kekhususan, ketika dia menjadi Marinir. Menjadi polisi militer. Dan lain-lain," ungkapnya.

Pendekatan-pendekatan persuasif Marinir TNI AL ini salah satunya pernah tampak di demonstrasi 1998. Silakan simak halaman selanjutnya.

Lantas, apa yang sebenarnya dilakukan oleh pasukan Marinir TNI AL saat itu? Simak halaman selanjutnya:

Tonton juga 'Bujukan Marinir Bubarkan Massa Aksi di Patung Kuda':

[Gambas:Video 20detik]

Ambar mengatakan Marinir TNI AL menggunakan pendekatan simpati saat demonstrasi 1998.

"Pendekatannya memang simpati ya, kalau kita belajar dari apa yang dilakukan dengan apa yang terjadi pada tahun 1998 itu ya," kata Ambar.

Mantan peneliti Pusat Sejarah TNI ini mengatakan bahwa kehadiran Marinir pada saat itu ialah untuk meredam kekacauan yang sudah meluas. Pada waktu itu, aparat sudah kewalahan menghadapi kekerasan yang terus meningkat.

"Itu memang faktanya pengamanan ketika itu (Marinir) hadir, waktu itu udah panas ya, menghadapi kekacauan. Aparat yang juga sudah tidak sinkron lagi karena kekerasan meningkat, kehadiran Marinir ini justru waktu itu memberikan produktivitas," ujarnya.

Tidak Ada Jurus Rahasia

Kepala Dinas Penerangan Korps Marinir (Kadispen Kormar), Letkol Marinir Gugun Saeful Rahman, mengaku Marinir tidak punya jurus rahasia dalam menghadapi massa. Kecuali penerapan standard operating procedure (SOP) pengamanan yang dijalankan dengan sungguh-sungguh. Namun, bukan berarti Marinir tidak bisa bersikap keras ke massa.

"Kalau rusuh, ya kita pun harus bertindak tegas," kata Gugun kepada detikcom, Sabtu (31/10/2020).

"Tapi sebelum melakukan tindakan tegas, kita melakukan langkah mengajak, menyelami, menghubungi, dan memengaruhi rekan-rekan semua supaya tidak berbuat yang tidak baik," tutur Gugun menyebutkan empat jurus baret ungu menghadapi massa rusuh dalam demo

Sebelumnya, diberitakan bahwa pengamanan Marinir TNI AL saat demonstrasi menolak Omnibus Law Cipta Kerja menarik perhatian. Pasalnya, Marinir bisa membubarkan massa aksi tanpa menggunakan kekerasan. Hal ini tampak pada demonstrasi yang terjadi pada 8 Oktober, 20 Oktober dan 28 Oktober.

Halaman 2 dari 2
(rdp/fjp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads