Polisi menangkap empat pelaku perdagangan manusia atau traficking yang pelajar wanita untuk prostitusi online di Kalimantan Timur (Kaltim). Korban berusia 15 tahun itu merupakan pelajar SMP.
"Tiga pelaku pria diamankan saat berada di Kota Balikpapan. Sedangkan pelaku wanita kita amankan di Samarinda," kata Kanit PPA Satreskrim Polresta Samarinda IPTU Teguh, Jumat (30/10/2020) pagi.
Kasus ini bermula dari laporan keluarga korban ke polisi pada Minggu (4/10/2020). Selain diperjualbelikan, korban Mawar juga telah menjadi korban asusila.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dari laporan itu. Kemudian kami berkoordinasi dengan Unit Opsnal untuk mengamankan saksi dan korban," jelas Teguh.
Saat ini, lanjutnya, sudah ada dua korban yang diperdagangkan oleh para pelaku. Para pelaku yakni yakni AC (18), RH (18), Gu (18) dan FE (18) ditangkap dua lokasi berbeda pada 21 Oktober 2020.
"Motifnya kebutuhan ekonomi, dan memanfaatkan anak anak di bawah umur ini. Peran mereka (pelaku, red) adalah menghubungkan dengan konsumen yang menggunakan jasa prostitusi online, melalui aplikasi Michat," ujarnya.
"Apabila ada yang berminat kemudian menawar, barulah dilakukan transaksi dan kesepakatan hingga konsumen dipertemukan dengan korban," imbuhnya.
Untuk harga BO-nya bervariasi mulai 400 ribu-800 ribu. Sementara lokasi transaksi sesuai kemauan konsumen.
"Wanita yang dipekerjakan hanya dua orang. Kalau persenannya, pelaku hanya mendapat 100 ribu kalau transaksinya sebesar 500 ribu. Namun kalau di bawah 500 ribu, pelaku hanya dapat 50 ribu," bebernya.
Perdagangan ini sudah dimulai dari awal Oktober atau sebulan terakhir. Selain korban, ada korban lainnya yang berusia 14 tahun dan 16 tahun.
"Satu masih sekolah dan satu sudah putus sekolah. Perannya hanya sebagai memasarkan saja, kemudian tamu yang datang lokasinya mereka sediakan," ujarnya.
Dia mengatakan korban dan pelaku memiliki hubungan pertemanan. Idenya muncul berbarengan.
"Jadi masing-masing saling memasarkan, siapa yang laku itulah yang mengambil dulu. Pekerjaannya wiraswasta, serabutan," tutur Teguh.