MUI Sulsel Kecam Pernyataan Presiden Macron tapi Minta Umat Tahan Diri

MUI Sulsel Kecam Pernyataan Presiden Macron tapi Minta Umat Tahan Diri

Muhammad Taufiqqurahman - detikNews
Jumat, 30 Okt 2020 12:13 WIB
Naikkan Gaji Minimum 100 Euro, Presiden Emmanuel Macron Berusaha Tenangkan
Presiden Prancis Emmanuel Macron (Foto: DW News)
Makassar -

Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sulawesi Selatan (Sulsel) mengecam pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron yang dinilai menghina Islam. Namun MUI Sulsel tidak membenarkan atas aksi kekerasan yang diluapkan sebagai respons atas pernyataan Macron.

"Jadi pertama pernyataan Presiden Prancis itu pasti akan melahirkan kecaman karena Nabi Muhammad sangat dicintai seluruh umat Islam. Cuma saja, menyikapinya tidak boleh melakukan tindakan anarkis kepada mereka yang tidak bersalah," kata Sekretaris MUI Sulsel, Muhammad Ghalib, saat berbincang dengan detikcom, Jumat (30/10/2020).

"Jangan orang-orang lain jadi ajang balas dendam. Persaudaraan dalam perbedaan harus dikedepankan saya kira dalam konteks Makassar dan Sulsel," imbuhnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ghalid menyebut umat Islam di Sulsel tidak boleh melahirkan sikap permusuhan kepada pihak yang memiliki kepercayaan yang berbeda. Dia meminta umat Islam untuk tak tersulut emosi atas kejadian yang terjadi di Prancis.

"Iya tidak boleh kita melakukan kekerasan terutama mereka yang tidak bermasalah," imbau dia.

ADVERTISEMENT

Terkait soal aksi boikot barang-barang dari Prancis, Ghalib mengatakan perlu ada pertimbangan cermat soal rencana ini. Sebab banyak pekerja di Prancis yang juga beragama Islam.

"Tapi kan pekerja kita di sana orang-orang Islam. Jangan-jangan dampaknya ke kita. Tapi kita serahkan hal ini ke pihak berwenang (pemerintah). Intinya bahwa jangan sampai ada keresahan di kalangan kita, kita ini sudah damai, tenang, dan harmonis dan harus dijaga bersama, untuk kedamaian kita," ucap dia.

Untuk diketahui, sejumlah negara Islam mengecam Prancis dan Presiden Emmanuel Macron setelah otoritas Prancis menegaskan hak mereka untuk mempublikasikan karikatur Nabi Muhammad. Sikap tersebut tetap disampaikan meskipun mereka mengetahui akan menyinggung umat Muslim.

Datangi TKP Penusukan di Nice, Macron: Prancis Diserang Teroris Islam:

[Gambas:Video 20detik]



Persoalan itu kembali muncul setelah seorang guru di Prancis tewas dipenggal karena menunjukkan karikatur Nabi Muhammad di kelasnya saat membahas soal kebebasan berbicara dan berekspresi.

Komentar kontroversial Macron saat memimpin penghormatan untuk guru Prancis tersebut, menuai kecaman dan seruan boikot produk Prancis. Dalam pidatonya, Macron bersumpah bahwa Prancis 'tidak akan menghentikan kartun (karikatur-red)' dan menyebut sang guru dibunuh 'karena Islamis menginginkan masa depan kita'. Macron juga menyatakan perang terhadap 'separatisme Islam', yang diyakininya telah mengambil alih sejumlah komunitas Muslim di Prancis.

Indonesia telah menyampaikan sikap terhadap ucapan Macron tersebut. Melalui Kemlu mengecam sikap Presiden Prancis Emmanuel Macron yang akan membiarkan penerbitan karikatur Nabi Muhammad SAW. Indonesia juga sudah bersurat dan memanggil Dubes Prancis untuk Indonesia, namun panggilan itu belum mendapat respons.

"Kemlu telah memanggil Duta Besar Prancis pada hari ini. Kedua, dalam pertemuan tersebut Kemlu menyampaikan kecaman terhadap pernyataan Presiden Prancis yang menghina agama Islam," kata Juru Bicara (Jubir) Kemlu Teuku Faizasyah kepada wartawan, Selasa (27/10).

Halaman 2 dari 2
(fiq/jbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads