Rufinus Tipagau Ditembak Mati, Polri: Keluarga Akui Dia KKB Meresahkan

Rufinus Tipagau Ditembak Mati, Polri: Keluarga Akui Dia KKB Meresahkan

Audrey Santoso - detikNews
Kamis, 29 Okt 2020 20:14 WIB
TGPF diserang KKB di Intan Jaya, Papua, Jumat (9/10/2020)
Foto: TGPF Intan Jaya diserang KKB (dok. Istimewa)
Jakarta -

Polisi mengatakan Rufinus Tigau (sebelumnya ditulis Rubinus Tigau) diakui oleh keluarganya telah bergabung dengan kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Papua. Polisi mengaku telah meminta keterangan dari ayah tiri dan adik kandung Rufinus Tigau.

"Dari keterangan ayah tiri Rufinus, bahwa memang anak tirinya ini berubah sejak gabung ke KKB. Kelompok ini selalu merampas, mengancam pemuda Kampung Jalae," kata Awi dalam keterangan persnya, Kamis (29/10/2020).

Awi menuturkan nama ayah dari Rufinus adalah Antonius Abugau. Awi menyampaikan, Antonius Abugau juga bercerita tentang pembunuhan kepala suku setempat di Agustus lalu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Bahkan sudah membunuh kepala suku kira-kira Agustus lalu, karena membela mama-mama penjual di pasar yang ditindas mereka (KKB)," sambung dia.

Sementara itu, sambung Awi, adik kandung dari Rufinus yang bernama Juius Abugau telah mengikhlaskan Rufinus yang tewas ditembak aparat. Menurut Awi, Juius menyimpan rasa marah dan takut dengan KKB.

ADVERTISEMENT

"Keluarga Rufinus sudah ikhlas, tetapi marah dan ketakutan dengan kelompok KKB karena tabiat buruk mereka," ujar Awi.

Awi menyampaikan keluarga Rufinus mengaku sedih dan malu mendapati kenyataan Rufinus menjadi anggota KKB dan mengganggu warga. "Bersedih dan malu karena anak mereka bergabung KKB, meresahkan masyarakat setempat," sambung Awi.

Awi menegaskan Rufinus terkonfirmasi anggota KKB. Kelompok KKB yang diikuti Rufinus, tambah dia, juga terkenal kerap melakukan perampasan dan tak segan melakukan kekerasan terhadap warga.

"Rufinus Tigau merupakan anggota KKB. Kelompok bersenjata ini memang membuat resah masyarakat di kampung Jalae. Suka merampas harta masyarakat, bahkan tak segan untuk membunuh," tegas Awi.

Sebelumnya Satuan Tugas (Satgas) Nemangkawi yang merupakan pasukan gabungan TNI-Polri terlibat kontak tembak dengan KKB. pada Senin (26/10). Polisi meyakini KKB yang kontak tembak hari itu sama dengan KKB yang menyerang Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) di Intan Jaya, Papua.

Kontak tembak antara Satgas Nemangkawi dengan KKB mengakibatkan seorang anggota KKB, Rufinus Tigau tewas. Selain itu, Satgas Nemangkawi mengamankan satu orang anggota KKB lainnya bernama Hermanus Tipagau.

Kontak tembak Senin kemarin terjadi pada pagi ini di Kampung Distrik Sugapa, Intan Jaya, Papua. Satgas Nemangkawi memperkirakan ada 50 anggota KKB pimpinan Sabinus Waker saat itu.

"Pada saat kontak senjata, ada 50 orang bersenjata diduga KKB melakukan perlawanan terhadap tim gabungan TNI-Polri sehingga tim mengambil tindak tegas dan terukur," lanjut Awi.

Kontak tembak terjadi selama 5 jam dari pukul 05.00-10.00 WIT.

Terkait tewas tertembaknya Rufinus, Keuskupan Timika angkat suara. Keuskupan Timika tak yakin Rufinus terlibat kegiatan KKB.

Administratur Keuskupan Timika Pastor Marthinus Kuayo Pr yang juga Vikaris Jenderal (Vikjen) Keuskupan Timika menyampaikan Rufinus Tigau merupakan seorang petugas pastoral atau pewarta di Stasi Jalae, Paroki Santo Mikhael Bilogai, Sugapa.

"Sejak 2015, dia bertugas sebagai katekis dan dilantik oleh Pastor Paroki Bilogai Pastor Yustinus Rahangiar Pr untuk menggantikan Frans Wandagau yang meninggal dunia," ujarnya seperti dilansir Antara, Rabu (28/10).

Keuskupan Timika meminta segera dibentuk tim independen untuk menyelidiki kasus penembakan dua petugas pastoral atau pewarta di Kabupaten Intan Jaya, Papua. Pastor Yustinus menyebut tak kali ini saja pelayan gereja menjadi korban penembakan. Seorang pewarta atas nama Agustinus Duwitau juga tertembak pada Rabu (7/10) di daerah Domogau, Distrik Sugapa, sekitar pukul 07.00 WIT saat dalam perjalanan dari Pusat Paroki Bilogai menuju Stasi Emondi.

"Kalau petugas gereja saja sudah diperlakukan seperti ini, apalagi masyarakat biasa. Semua orang di Intan Jaya sekarang ini merasa tidak aman dan terancam. Pertanyaan kami, apakah kondisi ini sengaja diciptakan atau terjadi kebetulan," tandas Pastor Yustinus.

"Kalau aksi tembak-menembak antara aparat keamanan dengan pihak TPN-OPM masih terus terjadi, maka sudah pasti akan terus jatuh korban jiwa. Bisa jadi imam atau pastor kami yang bertugas di sana juga menjadi korban, lalu dicap sebagai TPN-OPM. Kami dari pihak gereja tidak bisa menerima dan menyetujui tindakan-tindakan seperti itu," imbuh Pastor Yustinus.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads