Dalam rangka memberdayakan petani kelapa sawit, Kao, Apical Group, dan Asian Agri bekerja sama meluncurkan inisiatif baru melalui SMallholder Inclusion for Better Livelihood & Empowerment (SMILE).
Adapun kerja sama ini bertujuan untuk membantu petani swadaya dalam meningkatkan produktivitas, memperoleh sertifikasi internasional, dan mendapatkan premi dari penjualan minyak sawit yang bersertifikat.
Presiden Apical Group, Dato' Yeo How menjelaskan program di bidang keberlanjutan ini juga bekerja sama dengan Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO). Dengan demikian, seluruh kegiatan akan berpedoman dengan kerangka kerja RSPO.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Inisiatif yang akan berlangsung selama 11 tahun ini berupaya untuk membangun rantai pasok yang ramah lingkungan melalui kerja sama dengan petani swadaya yang telah berkontribusi lebih dari 28% minyak sawit dari keseluruhan pasar minyak sawit Indonesia. SMILE akan melaksanakan aktivitas sesuai dengan kerangka kerja RSPO dan memastikan ketertelusuran hingga ke perkebunan kelapa sawit untuk membangun rantai pasok yang ramah secara lingkungan dan sosial," ujarnya dalam keterangan tertulis, Kami (29/10/2020).
Di sisi lain, Managing Director Asian Agri Kelvin Tio menyampaikan SMILE bertujuan untuk mengedukasi para petani swadaya sehingga nantinya bisa meningkatkan produktivitasnya.
SMILE juga akan menawarkan kesempatan bagi petani untuk meningkatkan produktivitas dengan mengaplikasikan praktik budidaya pertanian yang baik. Dengan demikian hal tersebut akan berdampak pada peningkatan produksi dan harga premium Tandan Buah Segar (TBS), perlindungan sosial, penghematan biaya dari pengurangan penggunaan bahan kimia, serta lingkungan yang lebih baik.
Selain itu, melalui SMILE para petani juga dapat menghemat biaya dari pengurangan bahan kimia. Salah satunya penggunaan herbisida dengan menyediakan bahan-bahan yang dibutuhkan melalui proses uji coba berdasarkan rekam jejak dan kematangan tanaman.
"SMILE berupaya untuk menjembatani kesenjangan pengetahuan petani swadaya melalui kemitraan dan memperluas lingkup keberhasilan Asian Agri yang telah membangun kemitraan jangka panjang bersama para petani. SMILE menyadari tantangan yang dihadapi petani swadaya sebagai pelaku usaha dalam meningkatkan produktivitas kebun mereka akibat pengetahuan dan kemampuan teknis yang terbatas," katanya.
Sementara itu Perwakilan Kao, Negoro Masakazu mengatakan SMILE akan dilakukan mulai dari 2020 - 2030. Perusahaan bersama RSPO berkomitmen membantu masyarkat mewujudkan UN Sustainable Development Goals (SDGs) melalui SMILE dengan mengikutsertakan inisiatif yang mempromosikan inklusivitas dan peningkatan mata pencaharian melalui pemberdayaan masyarakat.
"Peningkatan dan penyediaan peralatan ini akan dilakukan dari 2020 hingga 2030 dengan tujuan untuk mendapatkan sertifikasi RSPO di tahun 2030. Setelah disertifikasi, petani akan memenuhi syarat dalam menerima premium minyak sawit bersertifikat dengan rata-rata 5% lebih tinggi dibandingkan minyak sawit yang tidak bersertifikat. Sebagai bagian dari persyaratan," paparnya.
Selain meningkatkan produktivitas petani, SMILE bertujuan meningkatkan taraf hidup petani swadaya melalui peningkatan produktivitas tanpa deforestasi, tanpa lahan gambut, dan tanpa eksploitasi. Melalui SMILE, ketiga perusahaan akan secara rutin melibatkan berbagai LSM, lembaga nirlaba, dan tokoh masyarakat terkait.
Hal ini dilakukan untuk memastikan pelatihan yang kompeten, alokasi peralatan yang memadai, dan penyaluran kebutuhan yang tepat waktu di tingkat kebun dan masyarakat, serta optimalisasi kolaborasi dalam membangun rantai pasok yang berkelanjutan dan dapat dilacak.
Baca juga: 4 Bukti Ekonomi RI Mulai Pulih |
Merespons hal ini, Chief Operating Officer RSPO, Bakhtiar Talhah menyampaikan rasa terima kasih kepada tiga perusahaan yang telah membantu para petani. Ia berharap ke depan akan banyak perusahaan lainnya yang dapat melakukan hal serupa.
"Kami berterima kasih kepada anggota kami dan mitra pelaksana seperti Kao, Apical dan Asian Agri karena telah membantu petani mencapai sertifikasi RSPO melalui peningkatan kapasitas, praktik perkebunan terbaik, atau pembelian kredit RSPO. Melalui semangat dan tanggung jawab bersama, kami mengundang lebih banyak perusahaan untuk memperjuangkan standar petani swadaya RSPO yang baru untuk meningkatkan keterlibatan petani dalam agenda keberlanjutan untuk meningkatkan mata pencaharian mereka dan memberikan akses yang lebih luas ke pasar internasional," pungkasnya.
Sebagai informasi, peluncuran SMILE digelar melalui siaran langsung webinar berjudul 'SMILE to Empower Smallholders' di CNN. Dalam webinar tersebut, turut hadir Ketua Asosiasi Anugrah Sutoyo dan Direktur Setara Jambi Nurbaya Zulhakim, serta 500 peserta.
(mul/mpr)