PAN: Jokowi Tak Memanjakan, Pemerintah Retas Jalan Bagi Milenial

PAN: Jokowi Tak Memanjakan, Pemerintah Retas Jalan Bagi Milenial

Dwi Andayani - detikNews
Kamis, 29 Okt 2020 06:53 WIB
Farah Puteri Nahlia, caleg DPR terpilih dari PAN, usia 23 tahun. (Dok Pribadi)
Foto: Farah Puteri Nahlia (Dok Pribadi)
Jakarta -

Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri meminta Presiden Jokowi tidak memanjakan generasi muda atau kaum milenial. Anggota DPR Fraksi PAN, Farah Puteri Nahlia tak sepakat.

"Bahwa Presiden Jokowi memanjakan milenial, saya pikir tidak, setiap zaman ada orangnya, dan pemerintah sudah mulai meretas jalan bagi milenial," ujar Farah, saat dihubungi Rabu (28/10/2020).

Farah mengatakan pemuda merupakan aset untuk kemajuan bangsa. Namun, dia juga berpendapat bahwa oknum pemuda yang melakukan perusakan pada saat demo tidak dibenarkan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sejatinya pemuda adalah aset negara, terlebih mengingat adanya bonus demografi yang tentu sangat berharga untuk kelanjutan masa depan bangsa. Ya yang jelas demo merusak fasilitas umum itu tidak dapat dibenarkan. Itu bukanlah demo melainkan wujud tindakan anarkis," kata Farah.

Farah menyebut demo yang dilakukan anak muda merupakan sebuah keperdulian terhadap permasalahan bangsa. Sehingga menurutnya, perlu adanya pendidikan bagi kaum milenial.

ADVERTISEMENT

"Saya contohkan di Hongkong, sekitar bulan Agustus 2019 lalu diguncang demo besar besaran selama 2 bulan, dimana ribuan hingga ratusan ribu pendemo turun ke jalanan yang digerakkan oleh para anak muda yang menuntut perubahan besar di negaranya, karena mereka menilai ada hal yang menurut mereka terdapat ketidakadilan Negara dalam memperlakukan warganya (yaitu UU Ektradisi)," kata Farah.

"Artinya apa, kaum milenial juga peduli terhadap permasalahan bangsanya. Oleh karenanya kita wajib melakukan pendidikan politik bagi kaum milenial," sambungnya.

Farah yang juga merupakan anggota DPR termuda ini menilai, kaum milenial di Indonesia menjadi aset penting dalam bidang digital disruption. Hal ini karena menurutnya Indonesia tidak memiliki teritori digital dan siber.

"Terlebih lagi milenial merupakan aset penting dalam ruang digital disruption, dimana RI secara eksplisit tak memiliki teritori digital dan siber. Milenial mengisi kekosongan ruang ini dan apabila tak dikelola bisa menjadi 'asset internasional'," tuturnya.

Diketahui sebelumnya, Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri meminta Presiden Jokowi tidak memanjakan generasi muda atau kaum milenial. Dia lantas mempertanyakan apa sumbangsih yang telah diberikan kaum muda milenial saat ini.

"Anak muda kita aduh saya bilang ke presiden, jangan dimanja, dimanja generasi kita adalah generasi milenial, saya mau tanya hari ini, apa sumbangsihnya generasi milenial yang sudah tahu teknologi seperti kita bisa viral tanpa bertatap langsung, apa sumbangsih kalian untuk bangsa dan negara ini?," kata Mega dalam sambutannya di acara peresmian Kantor DPD secara virtual, Rabu (28/10/2020).

Megawati lalu mengungkit demonstrasi yang berujung ricuh dan merusak fasilitas. Dia heran atas peristiwa pengrusakan fasilitas itu.

"Masa hanya demo saja, nanti saya dibully ini, saya nggak peduli, hanya demo saja ngerusak, apakah ada dalam aturan berdemo, boleh saya kalau mau debat," katanya.

Halaman 2 dari 2
(dwia/idn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads