Peran Orang-orang Tionghoa di Sekitar Sumpah Pemuda

Sumpah Pemuda

Peran Orang-orang Tionghoa di Sekitar Sumpah Pemuda

Rakhmad Hidayatulloh Permana - detikNews
Rabu, 28 Okt 2020 14:42 WIB
Gedung Sumpah pemuda yang menjadi tempat para pemuda menyatakan sumpah pemuda (Dok. Kemendikbud)
Foto: Gedung Sumpah pemuda yang menjadi tempat para pemuda menyatakan sumpah pemuda (Dok. Kemendikbud)
Jakarta -

Ada banyak orang yang berperan dalam peristiwa sumpah pemuda. Tak terkecuali peran orang-orang Tionghoa.

Sejarawan Ravando Lie mengatakan bahwa sumpah pemuda merupakan tonggak sejarah penting Indonesia. Di sekitarnya, ada peran orang-orang Tionghoa.

"Sejarah Indonesia kerap mencatat bahwa Sumpah Pemuda merupakan salah satu tonggak sejarah terpenting yang menjadi titik balik perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia. Pemuda dari berbagai suku bangsa berkumpul di Jalan Kramat 106, Batavia," kata Ravando saat dihubungi, Rabu (28/10).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

ADVERTISEMENT

"Termasuk empat orang Tionghoa yang berperan sebagai pengamat, yaitu Kwee Thiam Hong (anggota Jong Sumatranen Bond), Oey Kay Siang, Liauw Tjoan Hok, dan Tjio Djien Kwie. Empat sosok itu juga dikenal sebagai anggota kepanduan," lanjut sejarawan kandidat PhD ilmu sejarah Universitas Melbourne ini.

Ravando menuturkan bahwa sumpah pemuda itu diikrarkan di rumah seorang Tionghoa bernama Sie Kong Lian. Rumah itu tadinya merupakan tempat indekos pada pelajar dan aktivis masa itu.

"Di rumah Sie Kong Lian tersebut, mereka mengikrarkan satu tumpah darah, satu bangsa, dan menjunjung tinggi bahasa Indonesia. Sejak rumah tersebut dibeli kali pertama oleh Sie Kong Lian pada 1908, berbagai pelajar STOVIA dan aktivis pergerakan Indonesia tercatat pernah indekos di sana," ungkapnya.

Ada banyak nama-nama tokoh terkenal yang tinggal di sana. Dari Mohammad Yamin, A.K. Gani, Abu Hanifah, Amir Sjarifuddin, hingga Assaat. Menurut Ravando, Sie Kong Lian memang berharap rumahnya bisa menginspirasi anak-anaknya untuk menjadi dokter sekaligus aktivis.

"Sie Kong Lian memang bermimpi agar atmosfer rumahnya tersebut bisa menginspirasi anak-anaknya untuk menjadi dokter sekaligus aktivis. Hal yang berhasil diwujudkan anak-anaknya kelak," ujarnya.

Bahkan, lanjut Ravando, Sie Kong Liang berpesan pada anaknya, Sie Hok Liang (Yuliar Silman), agar rumah tersebut tidak dijual lantaran ada nilai historis yang tak bisa dibayar dengan uang. Rumah itu nantinya dijadikan museum Sumpah Pemuda pada tahun 1974.

Orang Tionghoa lainnya yang memiliki peran di sekitar sumpah pemuda ini adalah Ang Yan Goan, Direktur Koran Tionghoa, Sin Po. Lagu Indonesia Raya gubahan WR Supratman pertama kalinya di perkenalkan di acara Kongres Pemuda II.

Selang beberapa minggu kemudian, lirik lagu dan partitur lagu kebangsaan RI itu dipublikasikan lewat koran Sin Po. Soalnya, menurut Supratman kirimin lirik lagu itu ditolak oleh beberapa surat kabar Indonesia.

"Supratman pun tidak patah semangat. Dirinya menawarkan lagu tersebut ke Sin Po, media tempatnya menjadi koresponden aktif. Setelah memainkan lagu itu di hadapan Ang Yan Goan, direktur Sin Po, disepakati agar lagu tersebut dimuat di Sin Po edisi mingguan," jelasnya.

Halaman 2 dari 2
(rdp/tor)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads