Soal tudingan dari pihak aparat keamanan bahwa Rufinus terlibat dalam kegiatan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) atau Tentara Pembebasan Nasional-Organisasi Papua Merdeka (TPN-OPM), Pastor Marthinus menilai hal itu merupakan klaim sepihak dari aparat keamanan.
"Itu cap yang biasa digunakan oleh aparat untuk menyebut semua orang Papua TPN-OPM kalau sudah mati tertembak. Itu cara-cara klasik untuk membenarkan tindakannya," ujarnya.
Gereja Katolik Keuskupan Timika meminta semua pihak menghentikan tindakan kekerasan di Intan Jaya, agar tidak semakin banyak nyawa melayang sia-sia.
"Kalau aksi tembak-menembak antara aparat keamanan dengan pihak TPN-OPM masih terus terjadi, maka sudah pasti akan terus jatuh korban jiwa. Bisa jadi imam atau pastor kami yang bertugas di sana juga menjadi korban, lalu dicap sebagai TPN-OPM. Kami dari pihak gereja tidak bisa menerima dan menyetujui tindakan-tindakan seperti itu," katanya pula.
(idh/imk)