Dalam mendukung pembangunan SDM di era revolusi industri 4.0, Kementerian Ketenagakerjaan melakukan beberapa program yang salah satunya yaitu technical talent. Sekjen Kementerian Ketenagakerjaan Anwar Sanusi mengatakan dalam pembangunan technical talent ini Indonesia melakukan kerja sama dengan negara-negara ASEAN khususnya Singapura.
"Beberapa ASEAN country ini akan membantu membangun namanya adalah technical talent. Jadi seorang yang memiliki kapasitas sumber daya terkait dengan IT. Nah ini kerja samanya kita dengan Singapura, yang lebih spesifik, Singapura dengan Indonesia," ungkapnya kepada media usai mengikuti SLOM+3 secara virtual, Selasa (27/10/2020).
Nantinya, pengembangan technical talent tersebut akan berpusat di beberapa kota di Indonesia di antaranya yaitu kawasan Serpong dan Bintan. Ia berujar, titik-titik pusat teknologi tersebut nantinya akan bergaya seperti Silicon Valley.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita beberapa titik nanti mungkin ada di Serpong dan ada di Bintan. Itu kita jadikan kayak Silicon Valley ya, yang itu akan membangun kapasitas-kapasitas orang yang memiliki talenta terkait dengan IT itu," ucapnya.
Silicon Valley merupakan julukan untuk daerah yang berada di selatan San Fransisco Bay. Di sana terdapat banyak perusahaan yang bergerak di bidang komputer dan semi konduktor.
Sementara itu, Dirjen Binalattas Kementerian Ketenagakerjaan Budi Hartawan menambahkan kebutuhan dunia industri sangat cepat berubah. Sehingga, standar kompetensi pelatihan dan peralatan di Balai Latihan Kerja (BLK) harus disesuaikan dengan kebutuhan saat ini.
"Kita buat kejuruan-kejuruan yang dibutuhkan, kemudian kita sesuaikan standar kompetensinya seperti apa. Tentunya peralatan-peralatan yang ada di BLK kita sesuaikan. Oleh karena itu, tidak ada yang statis semua dinamis, selalu kita monitor," ucapnya.
Dengan adanya perubahan-perubahan industri di era digitalisasi ini, lanjutnya, banyak pekerjaan yang hilang tetapi ternyata banyak juga pekerjaan yang tumbuh. Contohnya seperti maraknya e-commerce yang membuka peluang bagi masyarakat untuk berjualan secara online.
"Sekarang pasarnya kan virtual, berarti pelatihan-pelatihan terkait dengan IT kita harus disesuaikan dengan itu. Bagaimana foto suatu produk di-upload ke dalam internet dan bagaimana cara membuat itu jadi menarik bagi konsumennya," tukasnya.
(ega/ega)