Jelang Imlek, Palembang Merah
Jumat, 20 Jan 2006 15:49 WIB
Palembang - Tahun Baru Imlek jatuh Minggu (29/1/2006). Untuk menyambutnya, nyaris semua pertokoan di Palembang dihiasi warna merah dan dipenuhi kalimat Gong Xi Fat Choi. Suasana ini tidak pernah dirasakan sekian tahun lalu, ketika Soeharto masih berkuasa. "Suasana ini tidak mungkin dirasakan sekian tahun lalu," kata Gunawan Wijaya, seorang pemilik toko manisan di Sayangan kepada detikcom, Jumat (20/1/2006). Pernyataan Gunawan itu ada benarnya. Memang hampir setiap toko di Sayangan, Jalan Kolonel Atmo, Jalan Jenderal Sudirman, yang hampir 90 pemiliknya adalah etnis Tionghoa, menghiasi toko mereka dengan pernik-pernik perayaan tahun baru Imlek dengan dominasi warna merah atau emas, serta lampu-lampu lampion dan tulisan Gong Xi Fat Choi. Tidak itu saja, lagu-lagu dalam bahasa Mandarin juga mengalun dari setiap toko. Pernik-pernik perayaan Imlek juga ditawarkan sejumlah toko. Misalnya lampu lampion, kaset, lagu-lagu Mandarin, pohon-pohon khias Cina, serta kartu ucapan selamat. "Paling murah seribu rupiah untuk kartu ucapan dan ratusan ribu buat hiasan pohon itu. Tergantung selera dan kocek," kata seorang Yuli, pegawai sebuah swalayan di Jalan Rustam Effendi. Suasana menjelang Imlek ini sama meriahnya seperti kaum Muslim menyambut Idul Fitri atau kaum Nasrani menyambut Natal. Cake juga dijual sejumlah pertokoan. Misalnya cake maksubah dijual Rp 70.000 per loyang, cake lapis lengit juga Rp 70.000 per loyang, cake engkak seharga Rp 40.000 per loyang, Kojo Lapis dan cake Mandarin Rp 70.000 per loyang, Black Forest Rp 75.000 per loyang, Black Forest Mini 81 Rp 60.000 per loyang. Pokoknya meriah. Jadi jangan heran pada 29 Januari nanti, sebagian warga Palembang seperti berada di salah satu kota di Cina dalam merayakan Imlek.
(nrl/)