Sekjen Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) Anwar Sanusi mengatakan pandemi COVID-19 sangat berdampak besar bagi dunia ketenagakerjaan termasuk negara anggota ASEAN. Menurutnya, untuk keluar dari krisis kerja sama ASEAN di bidang ketenagakerjaan harus lebih erat dan kompak.
"Kita harus bersatu padu merespon dan melawan COVID-19 dengan seefektif mungkin. Dengan solidaritas ASEAN kita bisa keluar dari krisis bersama-sama, tanpa ada yang tertinggal," ujar Anwar dalam keterangan tertulis, Senin (26/10/2020).
Hal tersebut disampaikan Anwar saat membuka acara pertemuan Senior Labour Officials Meeting (SLOM) ke-16 secara hybrid virtual meeting di Jakarta.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Anwar pun mengatakan dirinya sangat menyambut ASEAN Comprehensive Recovery Framework (ACRF) yang telah dikonsultasikan di tingkat SLOM dan badan-badan pendukungnya melalui fasilitasi Sekretariat ASEAN.
"Mari kita dukung bersama dengan inisiasi kerja sama konkrit, agar ketenagakerjaan ASEAN dapat segera lepas dari dampak buruk COVID-19," kata Anwar.
SLOM adalah agenda rutin pejabat tinggi Kemnaker di ASEAN tiap dua tahun sekali yang membahas isu-isu ketenagakerjaan mulai dari pelindungan pekerja migran, komitmen bersama untuk menghentikan pekerja anak pada tahun 2025, maupun green policy (kebijakan ramah lingkungan).
Pada penyelenggaran tahun ini, Indonesia mendapatkan kesempatan menjadi Tuan Rumah SLOM ke-16 dan menjadi Ketua SLOM untuk tahun 2020-2022 setelah Malaysia yang ditunjuk sebagai ketua SLOM di 2018-2020.
"Dalam pertemuan ini, kita juga membahas terkait Covid-19 dalam isu ketenagakerjaan. Termasuk menjelaskan apa yang sudah dilakukan pemerintah Indonesia dalam merespon dampak dari COVID-19 ini, di sektor ketenagakerjaan," ujar Anwar Sanusi.
Anwar menjelaskan, untuk membantu pekerja di tengah pandemi COVID-19, Pemerintah Indonesia telah mengeluarkan program bantuan pemerintah berupa Subsidi Gaji/Upah (BSU) bagi pekerja yang gajinya dibawah Rp 5 juta.
Kebijakan lainnya ialah protokol kesehatan yang perlu diperhatikan di lingkungan perusahaan. Mulai dari regulasi jam kerja, kemudian fasilitas-fasilitas pencegahan COVID-19 untuk memutus penyebarannya.
"Jadi, momentum (SLOM) ini harus kita manfaatkan sebaik-baiknya. Terutama kita mengusung tema bukan hanya merespon pandemi COVID-19 melainkan merespon isu-isu kekinian. Misalnya hidup di era digital ekonomi, kita harus mempersiapkan tenaga kerja agar dapat beradaptasi dalam situasi tersebut," ujarnya.
Di sisi lain, Kepala Biro Kerja Sama Luar Negeri (KLN) Kemnaker, Indah Anggoro Putri pertemuan akan membawa kemajuan dan inisiatif baru di bidang ketenagakerjaan, khususnya untuk meningkatkan kompetensi dan produktivitas pekerja ASEAN, serta menyiapkan ketahanan dan ketangkasan pekerja dalam menghadapi ketidakpastian dan masa depan pekerjaan.
Indah juga mengatakan, SLOM ke -16 merupakan rangkaian ASEAN Labour Ministers Meeting (ALMM) ke-26, di mana salah satu tujuannya memberikan persetujuan atas dokumen-dokumen yang dihasilkan oleh badan subsider SLOM.
Rencananya, Menaker se-ASEAN juga akan memberikan persetujuan untuk rencana kerja ALMM, SLOM-WG, ASEAN -OSHNET, dan ACMW periode 2020-2025 .
"Selain itu akan dilakukan pembasahan tema keketuaan ALMM Indonesia; Promoting ASEAN Workers for Competitiveness, Resilience, and Agility on the Future of Work, sebagai fokus keketuaan selama dua tahun ke depan," ungkapnya.
Indah menegaskan, mengingat kondisi pandemi Covid-19, maka tahun 2020 ini rangkaian pertemuan ALMM ke-26 digelar secara hybrid virtual meeting.
"Yakni menggabungkan penyelenggaraan tatap muka terbatas dengan penerapan protokol kesehatan, dan juga memfasilitasi telekonferensi video secara langsung bagi delegasi sembilan negara ASEAN dan Sekretariat ASEAN," pungkasnya.
(prf/ega)