Laut Merah & Masjid Terapung

Catatan Haji

Laut Merah & Masjid Terapung

- detikNews
Jumat, 20 Jan 2006 14:08 WIB
Madinah - Selain pasar, apa yang diserbu jamaah haji setelah menyelesaikan prosesi ibadah haji? Saatnya mereka refreshing dan menghapus kejenuhan. Maka, mereka pun beramai-ramai datang ke Laut Merah. Luar biasa indahnya! Sambil memandang laut, bisa sambil salat di Masjid Terapung. Sejak 15 Januari 2006 lalu, pantai Laut Merah yang berada di Jeddah ini dikunjungi banyak jamaah haji Indonesia. Mereka menyewa bus dari Makkah. Di Jeddah, biasanya mereka mengunjungi Pasar Balad untuk berbelanja dan mampir ke Pantai Laut Merah. Pantai Laut Merah ini sungguh ciamik. Pantai ini berada di sepanjang jalan di tengah kota Jeddah, sekitar 20 menit dari Pasar Balad. Kawasan ini memang dibuat indah. Di kawasan inilah Kota Jeddah benar-benar terlihat sebagai kota internasional, apalagi di malam hari, saat lampu kelap-kelip dan penerangan jalan sudah menyala. Taman-taman indah didirikan di sepanjang pantai Laut Merah. Juga ada banyak tugu dan monumen. Tidak ada satu pun monumen yang berbentuk patung manusia atau hewan seperti yang ada di Indonesia. Bentuk-bentuk monumen berbentuk benda-benda mati seperti globe, perahu berkaligrafi tulisan Arab, tempat air (teko), sepeda, dan lain-lain. Taman dan monumen ini terlihat lebih indah saat malam hari. Lampu kelap-kelip berwarna warni mengelilingi taman dan monumen ini. Di sepanjang pantai ini juga terlihat bangunan-bangunan rumah yang sangat indah, sebagaimana di kawasan elit Pondok Indah, Jakarta Selatan. Bangunan rumah sangat besar dan berarsitektur indah dan modern. Kabarnya, rumah-rumah ini memang milik orang-orang kaya di Arab Saudi. Selain rumah-rumah pribadi, di pinggir Laut Merah ini juga banyak didirikan vila-vila yang sangat bagus. Tentu vila-vila ini disewakan dengan harga selangit. Orang kaya Arab Saudi atau orang-orang asing dikabarkan sering menyewa vila-vila ini. Jeddah memang bukan termasuk kota suci seperti Madinah dan Makkah. Karena itu, orang-orang asing nonmuslim diperbolehkan masuk ke kota ini. Jeddah memang menjadi kota yang lebih bebas daripada Makkah dan Madinah. Sangat gampang menjumpai perempuan-perempuan yang membuka jilbabnya di kota ini. Saat reporter detikcom Arifin Asydhad berkunjung ke Pantai Laut Merah Senin (16/1/2006) sore, angin sedang kencang-kencangnya bertiup. Udara begitu sangat dingin. Sementara air laut yang terlihat berwarna biru itu sedang surut. Namun, laut tampak bersih, tidak banyak sampah.Di sore hari, banyak warga Arab Saudi yang bersantai di pinggir pantai bersama anggota keluarganya. Mereka memarkirkan mobil-mobilnya di pinggir jalan. Biasanya mereka membawa karpet atau tikar, dan duduk bersama sambil menyantap makanan kecil menghadap ke arah laut.Kawasan pantai Laut Merah ini lebih ramai pada Jumat atau Sabtu yang menjadi hari libur bagi Arab Saudi. Di kawasan pantai juga terdapat wisata anak-anak, seperti Dunia Fantasi (Dufan) di Ancol. Di kawasan pantai juga banyak pedagang kaki lima yang menggelar dagangannya. Yang menarik, untuk masuk kawasan pantai ini, tidak dipungut biaya apa pun, alias gratis. Masjid TerapungDi kawasan ini, ada masjid yang selalu dicari oleh para wisatawan, termasuk jamaah haji Indonesia. Masjid yang berukuran sekitar 20x30 meter ini berada di pinggir laut. Masjid ini lebih dikenal dengan sebutan Masjid Terapung. Menurut Ali, salah seorang mukimin di Jeddah, saat pasang, air laut bisa sampai ke halaman masjid. Makanya, masjid ini dinamakan dengan Masjid Terapung. Bangunan masjid ini sungguh indah dan dibangun dengan arsitektur modern. Bagian dalam masjid ini juga dihias dengan banyak tulisan kaligrafi. Para jamaah haji ndonesia yang refreshing di pantai ini tidak melewatkan untuk beribadah salat di masjid ini. Keterangan Foto:Masjid Terapung yang berdiri di pinggir Laut Merah. (nrl/)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads