Indonesia dan Uni Emirat Arab (UEA) telah menjalin hubungan diplomatik sejak 1976. Tapi hubungan mesra kedua negara baru terjalin di era pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Pangeran Sheikh Mohammed bin Zayed Al Nahyan.
Kedua pemimpin tercatat telah tiga kali bertemu, yakni pada September 2015, Juli 2019, dan Januari 2020. Selain itu, menurut Duta Besar RI untuk UEA Husin Bagis, kedua pemimpin tersebut hampir setiap bulan terlibat pembicaraan melalui telepon.
Di luar itu, Sheikh Mohammed memperlakukan istimewa untuk Jokowi dan Indonesia. Saat pertama berkunjung ke Abu Dhabi, 13 September 2015, dia menyambut langsung Jokowi di tangga pesawat. Tak cuma itu, Sheikh Mohammed juga meminta Jokowi menumpang mobil pribadinya yang dikemudikan sendiri dengan kecepatan 190-200 km/jam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam kunjungan ke tiga, Januari 2020, Presiden Jokowi didaulat menjadi pembicara utama Abu Dhabi Sustainability Week. Belum lagi tercapainya sejumlah kerja sama kedua pemerintahan dan berbagai kontrak bisnis bernilai ratusan triliun rupiah oleh para pengusaha kedua negara.
Pekan lalu, tersiar kabar bila nama Jokowi diabadikan menjadi nama jalan di kawasan Abu Dhabi. Tokoh lain yang pernah mendapatkan apresiasi serupa adalah Raja Salman dari Arab Saudi. Menurut Dubes RI untuk UEA, Husin Bagis, pemerintah UEA juga akan merenovasi sebuah masjid besar dan akan mengganti namanya menjadi Masjid Jokowi.
"Sebelumnya, saat berkunjung ke Bogor pada September 2019, Sheikh Mohammed juga akan membangunkan sebuah masjid di Solo," kata Husin.
Tak cuma itu, gedung KBRI dan rumah dinas duta besar pun diberikan gratis oleh pemerintah UEA. "Sudah lengkap dengan isinya. Ada perlengkapan kantor sampai kamera CCTV. Kami tinggal masuk saja," kata Husin Bagis.
Sebaliknya, Presiden Jokowi pun ikut membalas segala perlakuan istimewa tersebut. Dia menyambut langsung kedatangan Sheikh Mohammed bin Zayed Al Nahyan di tangga pesawat di Bandara Soekarno - Hatta pada 24 Juli 2019. Dari Cengkareng, Jokowi mengajak tamunya berkeliling ke Bunderan HI dan stasiun MRT sebelum ke Istana Bogor. Di sana, tamunya itu mendapat suguhan antara lain buah Durian.
Jokowi juga meminta Sheikh Mohammed bin Zayed Al Nahyan sebagai Ketua Dewan Pengarah Pembangunan Ibu Kota Baru di Kalimantan Timur.
"Kedekatan dan cairnya hubungan ini saya rasakan juga dalam interaksi sehari-hari dengan masyarakat UEA secara luas," kata Husin Bagis.
Langkah berikutnya, dia melanjutkan, bagaimana Indonesia dapat memanfaatkan kedekatan yang mesra di antara kedua pemimpin itu dengan kegiatan-kegiatan di bidang investasi, perdagangan, dan lainnya secara clean dan clear.