Lembaga survei Indikator merilis penelitian terkait dukungan masyarakat terhadap demokrasi di Indonesia. Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi mengatakan tren dukungan demokrasi ini mengalami penurunan di survei sebelumnya.
Survei ini dilakukan pada 24-30 September 2020. Dengan total responden 1.200 orang yang dipilih secara acak. Metode survei dilakukan dengan wawancara via telepon dengan margin of error sekitar 2,9% dan tingkat kepercayaan 95 %. Seluruh responden terdistribusi secara acak dan proporsional.
Awalnya Indikator memberikan pertanyaan kepada responden terhadap pentingnya demokrasi dalam sistem pemerintahan. Sebanyak 62,4 responden menyatakan demokrasi masih diperlukan dalam sistem pemerintahan walaupun tidak sempurna.
"(Sebanyak) 62,4 persen menyatakan meskipun demokrasi tidak perfect tapi mereka menganggap demokrasi adalah sistem pemerintah," kata Burhanuddin, dalam hasil survei terbaru bertajuk 'Politik, Demokrasi, dan Pilkada di Era Pandemi', Sabtu (25/10/2020).
Burhanuddin mengatakan tren itu menurun pada survei di bulan Februari yang saat itu berjumlah 72,9%.
"Kalau kita cek trennya memang ada penurunan. Dibanding bulan Februari baseline, saat itu 72,9 persen yang menganggap demokrasi sebagai sistem terbaik, ada penurunan dibanding bulan Februari tapi yang saya katakan masih mayoritas," katanya.
Kemudian dilanjutkan dengan pertanyaan bagaimana kondisi demokrasi Indonesia saat ini dengan diajukan tiga pilihan. Hasilnya, ada 36 persen responden menyatakan demokrasi di Indonesia saat ini kurang.
"Menurut Ibu/Bapak apakah Indonesia saat ini menjadi demokratis atau kurang demokratis atau sama saja. Ada 36 persen yang mengatakan bahwa Indonesia saat ini menjadi kurang demokratis, proporsi yang mengatakan ini lebih besar ketimbang mengatakan Indonesia menjadi lebih demokratis. Ada 37 persen mengatakan Indonesia tetap sama keadaannya," ujarnya.
Tonton juga 'Perludem: Pemilu Terlalu Sering Jadi Faktor Masyarakat Golput':
(eva/imk)