Polisi masih menunggu hasil autopsi terkait mayat wanita FS (25) yang ditemukan dengan tangan terikat dan mulut dilakban di kandang buaya di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur (Kaltim). Tidak ada luka tusuk pada tubuh korban.
"Kalau luka yang lain nggak ada ya kelihatannya, mungkin ada memar-memar sebelah mana, tapi kena tusuk nggak ada," kata Kapolres Berau AKBP Edy Setyanto Erning Wibowo saat dihubungi, Sabtu (24/10/2020).
Edy menuturkan pihaknya sudah memeriksa sejumlah saksi untuk mengungkap kasus ini. Selain itu, beberapa tim telah dibentuk.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita sudah berapa saksi ya, saya belum cek lagi, karena kita bagi berapa tim," ujarnya.
Sebelumnya, polisi masih menunggu hasil autopsi untuk mengetahui korban dibunuh atau tidak. Korban diduga tewas beberapa jam sebelum ditemukan pada Rabu (21/10), sekitar pukul 16.00 Wita.
"Tanda-tanda kekerasan sepertinya ada, karena dia kan tangannya diikat, mulutnya ditutup pakai lakban. Tapi kalau penyebab kematiannya apa, itu kita masih nunggu hasil autopsi ya. Itu kan nanti kewenangan dari dokter forensik," ujarnya.
Keluarga meyakini FS menjadi korban pembunuhan karena ditemukan dalam kondisi yang tidak wajar. Mayat wanita itu ditemukan di dekat kolam yang disebut warga kandang buaya pada Rabu (21/10) sekitar pukul 16.00 Wita. Kolam tersebut jauh dari permukiman.
"Dugaan saya, keponakan saya ini dibunuh. Sebab, saat ditemukan, kondisinya tangan terikat dan mulut terlakban," kata paman FS, Agustinus Hardian, saat dihubungi, Jumat (23/10/2020).
Ia menjelaskan FS dan suaminya merupakan perantau dari Pulau Jawa dan pergi ke Kalimantan untuk mencari pekerjaan. Pasangan ini, lanjutnya, sudah memiliki bayi berusia 9 bulan.
"Suaminya kerja di tambang batu bara, sedangkan ponakan saya bekerja di kafe di daerah Berau," ucapnya.