Dua kelompok relawan Presiden Joko Widodo memberi sorotan pada satu tahun pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin. Bila Projo menilai Kabinet Indonesia Maju kurang maksimal menangani dampak pandemi virus Corona (COVID-19), kelompok Jokowi Mania (JoMan) ikut bermanuver mendorong agar Jokowi melakukan reshuffle kabinet.
"Projo melihat kinerja Kabinet tidak maksimal, kurang greget," ujar Sekjen Projo, Handoko, dalam keterangan tertulis yang diterima detikcom, Kamis (22/10/2020).
Pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin genap berusia satu tahun pada 20 Oktober lalu. Projo pun menyinggung mengenai hasil survei terbaru tentang kepuasan publik terhadap kinerja pemerintah yang kurang menggembirakan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Handoko juga kembali membicarakan soal kekecewaan Jokowi kepada jajaran menterinya beberapa waktu lalu karena dianggap kurang maksimal bekerja menangani pandemi COVID. Ia menyebut, belum ada menteri yang melakukan kerja extraordinary seperti yang diharapkan Jokowi.
"Presiden belum merevisi penilaiannya bahwa kinerja sejumlah menteri pada masa pandemi ini tidak extraordinary," kata Handoko.
Projo juga kembali menyinggung pernyataan Jokowi mengenai perlunya komunikasi publik yang baik dari Kabinet Indonesia Maju. Handoko meminta para menteri fokus bekerja untuk kepentingan masyarakat agar segera bebas dari pandemi Corona dan bangkit dari resesi.
"Projo sebagai ormas pendukung pemerintahan Presiden Joko Widodo mengharapkan ketegasan, kecepatan kerja, serta ketepatan komunikasi publik dari para anggota Kabinet Indonesia Maju," tuturnya.
"Jangan ada kepentingan selain kepentingan seluruh bangsa dan rakyat. Jangan khianati kepercayaan Rakyat kepada Jokowi " lanjut Handoko.
Sementara itu, JoMan memberikan catatan kepada sejumlah menteri yang tidak layak dipertahankan. JoMan menyebut catatan itu datang dari kalangan aktivis '98.
"Mereka menilai Presiden Jokowi harus mencopot atau merotasi menteri-menteri yang dinilai hanya menjadi beban negatif bagi pemerintahannya," ujar Ketua Umum JoMan, Immanuel Ebenezer, dalam keterangannya kepada wartawan.
Immanuel mengatakan, perlunya sejumlah menteri yang dicopot buntut kontroversi omnibus law UU Cipta Kerja. Ia menilai para menteri itu gagal mengeksekusi program-program Jokowi.
"Ada sejumlah menteri yang kudu dicopot pasca Omnibus Law. Mempertahankan sejumlah menteri itu akan membuat citra Jokowi terpuruk. Harus ada penyegaran agar pemerintahan ini berjalan sebagaimana mestinya. Menteri-menteri itu gagal mengeksekusi kebijakan prorakyat an Nawacita Jokowi," papar pria yang akrab disapa Noel itu.
Hanya, JoMan belum mau mengungkap siapa menteri-menteri yang dimaksudnya. Namun Noel menyatakan JoMan akan menyebut sejumlah nama itu dalam waktu dekat.
"Tunggu tanggal mainnya. Kita akan merilis nama-nama menteri itu secepatnya," ungkapnya.
Noel menilai reshuffle kabinet perlu dilakukan karena dapat mengembalikan kepercayaan publik kepada Jokowi. Ia menyebut Jokowi memerlukan menteri-menteri yang mau bekerja keras.
"Jokowi memerlukan menteri menteri pekerja keras yang siap berkurang tidurnya. Sekarang ini ada menteri yang sudah tak bersemangat kerja, kebingungan mau melakukan apa atau bahkan ketakutan kena COVID. Jadi harus diganti segera," beber Noel.
"Presiden Jokowi membutuhkan menteri yang President man bukan business man. Pak menteri lebih baik anda mundur atau anda dicopot," tambahnya.
Tonton video 'Tepis Isu Reshuffle, Mensesneg: Kabinet Fokus Bekerja':