"Hari ini kami mengantarkan 15 ribu alat PCR swab untuk Laboratorium Diagnostik dan Riset Terpadu Penyakit Infeksi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas, langsung diterima kepalanya, Pak dr Andani," kata Andre dalam keterangan tertulis, Senin (19/10/2020). Andre ditemani Anggota DPRD Sumbar Dt Sanggono dan sejumlah pengurus DPD Gerindra Sumbar.
Andre mengaku salut dengan Labor FK Unand yang mampu memeriksa 18 ribu sampel per minggu, bahkan bisa meningkat sampai 22 ribu per minggu jika difasilitasi pemerintah. Andre mengatakan masalah laboratorium Unand adalah kekurangan fasilitas.
"Kami lihat tim dr Andani punya etos kerja yang kuat. Kemampuan yang hebat dengan SDM yang hebat. Sekarang tinggal dukungan alat dari pemerintah, agar bisa lebih maksimal. Sekarang saja sudah mampu membantu daerah lain. Seperti Sarolangun, Bangko dan Tebo di Jambi. Ada Muko-muko, Bengkulu dan Panyabungan serta Padang Sidempuan di Sumut. Juga Duri di Riau dan Aceh Singkil di Aceh," kata Andre.
dr Andani menyampaikan terima kasih kepada Andre. Kalau diandaikan satu alat Rp150 ribu saja, maka total harganya mencapai Rp2,25 miliar. Setiap hari Labor Unand membutuhkan setidaknya 4.000 alat, bahkan sering juga memeriksa lebih dari 5.000 sampel atau spesimen. "Terima kasih kepada Pak Andre yang sangat peduli kepada pemutusan mata rantai covid-19 ini," katanya.
dr Andani menyebutkan, semakin banyak melakukan tes swab akan sangat baik untuk mengendalikan penyebaran virus ini. "Kami ingin terus meningkatkan test ini, tentunya dengan bantuan semua pihak. Kami mohon tidak ada lagi Pemda yang menolak melakukan tes ini," katanya.
Dia mengatakan tidak tergoda membuat zona hijau seperti yang dilakukan daerah lain. Karena, hal itu dapat dilakukan dengan melakukan tes 100 sampai 200 sampel per hari. "Sekarang kita sampai 5.000-an sampel per hari dengan rata-rata positif 5 persen. Artinya masih terkendala," katanya.
Dr Andani memiliki target pemeriksaan 22 ribu per minggu dengan cara mengembangkan laboratorium. Di menargetkan 5.000-7.000 per hari. "Ini labor dengan pemeriksaan tertinggi di Indonesia. Bahkan di Jakarta saja yang rata-rata pemeriksaan tinggi seminggu, diisi oleh 53 lab dengan 60 ribu sampel per minggu," katanya. (tor/fjp)