Uniknya Agrowisata di Kampung Kopi Gombengsari Banyuwangi

Uniknya Agrowisata di Kampung Kopi Gombengsari Banyuwangi

Reyhan Diandri Ghivarianto - detikNews
Senin, 19 Okt 2020 11:12 WIB
Kementan
Foto: Kementan
Jakarta -

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) menaruh harapan besar di bidang pertanian untuk para generasi milenial yang berani mendirikan usaha, yang mana wisata pertanian (agrowisata) menjadi salah satu andalan di Tanah Air. Banyak provinsi di Indonesia sangat berpotensi untuk mengembangkan agrowisata salah satunya agrowisata kopi.

Agrowisata kopi pun berkembang di Kelurahan Gombengsari, Kecamatan Kalipuro, Banyuwangi atas inisiasi dari Manajer ICS Pertanian Organik Kelompok Tani Kopi Rejo Hariono. Kelompok Tani Kopi Rejo merupakan binaan dari Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian melalui Balai Besar Perbenihan dan Proteksi tanaman Perkebunan (BBPPTP) Surabaya.

Hariono mengatakan mayoritas warga Kelurahan Gombengsari memiliki mata pencarian sebagai petani kopi dan peternak kambing. Menurutnya, selama ini tidak ada perubahan signifikan dalam usahanya ditambah lagi kesulitan mencari pupuk kimia. Hal itu membuat tekad Hariono dan pemuda desa untuk mengintegrasikan perkebunan kopi dan peternakan kambing etawa.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ada yang menarik pada pengelolaan kebun kopi di Kelurahan Gombengsari ini karena selain Tanaman Kopi yang tumbuh di Perkambungan penduduk, ditempat ini juga merupakan sentra Peternakan kambing etawa yang menghasilkan susu yang sangat nikmat. Udara yang segar ditemani secangkir kopi dan Susu kambing etawa serta senyuman ramah masyarakat memberi kesan mendalam tentang Kampung Kopi Gombengsari ini," ujar Hariono, dalam keterangan tertulis, Senin (19/10/2020).

Hariono menjelaskan pada tahun 2018 Kelompok Tani Kopi Rejo mendapat program pertanian organik dari BBPPTP Surabaya. Hal itu membuatnya bertekad untuk menerapkan pertanian organik. Adapun pembinaan yang didapatnya mulai dari budidaya, pasca panen, dan pemasaran.

ADVERTISEMENT

"Dalam sebulan, berbagai tamu mulai dari pejabat kabupaten, provinsi, hingga pusat, BUMN, pebankan serta turis dari mancanegara telah berkunjung ke Gombengsari. Banyaknya kunjungan dari berbagai pihak tentunya dapat meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan bagi masyarakat Gombengsari," ungkapnya.

Hariono mengatakan bentuk wisata kopi di Kelurahan Gombengsari ini berupa tour kebun kopi, mengenal jenis-jenis kopi, petik kopi (saat panen), belajar memproses kopi secara traditional (Sangrai, menumbuk dan menyeduh) perah susu kambing etawa, memberi minum kambing dengan dot, dan kesenian masyarakat banyuwangi. Menurutnya, Kelompok Tani Kopi Rejo juga telah mendapatkan sertifikat organik berstandar eropa.

Hariono pun berharap ada dukungan dari berbagai pihak untuk mengembangkan wisata kopi ini yaitu dengan tambahan gazebo dan ruang pertemuan di areal pertanaman kopi, promosi dan peralatan cafe dan pasca panen. Karena selama ini kelompok tani hanya mengandalkan peralatan tradional untuk mengolah kopi hingga menjadi bubuk.

"Bila Anda berkunjung ke Banyuwangi jangan lewatkan pesona Kampung Kopi Gombengsari," pungkasnya.

KementanKementan Foto: Kementan

Sebagai informasi, Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BBPPTP) Surabaya, pola tanam kopi di Gombengsari ini dibudidayakan secara orngaik. Pertanian organik mengedepankan hubungan yang harmonis antara unsur yang ada di alam. Mayoritas kopi yang ditanam di kampung ini adalah jenis Robusta yang tumbuh pada ketinggian 400-600 mdpl.

Diolah melalui proses natural, berada di wilayah geografis alam dan angin yang sangat menguntungkan, perpaduan hembusan angin laut yang membawa unsur garam, dan angin gunung yang mengandung unsur belerang menciptakan ciri dan karakter kopi yang khas. Keunikan lainnya bisa didapatkan dalam sensasi kekuatan aroma dan flavour yang khas dari kopi robusta ini.

Kepala Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BBPPTP) Surabaya Kresno Suharto dalam kunjungan beberapa waktu lalu memberikan apresasi kepada kelompok tani yang telah menjalan program kegiatan desa organik dengan baik, salah satunya yaitu dengan mengintegrasikan perkebunan kopi dan peternakan kambing etawa untuk menjadi wisata edukasi yang menarik.

Adapun prinsip pertanian organik yang diterapkan di kelompok tani ini yaitu:

Ekologi
Konsep ekologi menitikberatkan pada lingkungan dan keseimbangan alam, oleh karena itu Petani Gombengsari menerapkan pertanian organik. Budidaya pertanian organik menggunakan pendekatan ekosistem yang selaras dengan proses ekologi dan biologi, seperti hubungan dalam jaringan makanan, pemeliharaan kesuburan tanah, pengendalian organisme pengganggu tumbuhan (OPT) secara alami dan penganekaragaman makhluk hidup lain dalam ekosistem.

Edukasi
Kebun kopi kelompok tani Kopi Rejo ini dapat dimanfaatkan sebagai sarana pendidikan. Pengunjung agrowisata dapat belajar dan praktek pengelolaan kebun kopi secara organik. Sistem edukasi menganut prinsip Learning by doing sehingga pengunjung dapat menambah pengetahuan mereka tentang cara budidaya kopi dari hulu hingga ke hilir.

Estetika
Agrowisata Kopi Organik Gombengsari ini di desain sedemikian rupa sehingga mempunyai daya tarik tersendiri. Selain belajar tentang bertanam kopi, dibulan-bulan tertentu ketika kopi mulai masak, pengunjung diperbolehkan untuk memetik buah kopi sendiri.

Ekonomi
Ekonomi adalah ujung dari sederet proses yang sudah dilakukan. Petani akan mendapatkan keuntungan materiil dari setiap usaha yang dilakukan. Keuntungan secara ekonomi tersebut dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan petani sehingga taraf hidup dan kesejahteraan petani semakin meningkat.

(ega/ega)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads