Menunggu Hasil Investigasi TGPF Intan Jaya soal Penembakan Pendeta

Round-Up

Menunggu Hasil Investigasi TGPF Intan Jaya soal Penembakan Pendeta

Tim detikcom - detikNews
Minggu, 18 Okt 2020 06:56 WIB
TGPF Intan Jaya melanjutkan investigasi dengan menggunakan rompi anti peluru
TGPF Intan Jaya (Foto: dok. Istimewa)
Jakarta -

Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) yang dibentuk Menko Polhukam Mahfud Md akhirnya menyelesaikan tugas untuk menginvestigasi penembakan Pendeta Yeremia Zanambani di Papua. Kini, hasil investigasi TGPF tengah menunggu pengumuman Mahfud Md.

"Tim TGPF ini selesai tepat pada waktunya, yang semula dalam 14 hari, kemudian diperpanjang 3 hari, dan pada tanggal 17 Oktober ini sesuai tenggang waktu yang sudah selesai. Adapun hasilnya ini nanti kami akan menyerahkan kepada Bapak Menko, dan Bapak Menko sendiri pada hari Senin, yaitu hari kerja, akan disampaikan. Untuk waktunya akan diinformasikan lebih lanjut," kata Sesmenko Polhukam Letjen TNI Tri Soewandono dalam konferensi pers virtual, Sabtu (17/10/2020).

Ketua TGPF Intan Jaya Benny Mamoto menyampaikan ucapan terima kasih atas kepercayaan yang telah diberikan kepada timnya. Benny mengatakan TGPF telah dibentuk dengan representasi dari akademisi, TNI-Polri, hingga tokoh agama dan masyarakat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kita semua tahu situasi medan di Papua, kita semua tahu tentang situasi di Papua. Tapi ternyata Bapak Menko telah menyusun tim dari representasi akademisi, tokoh agama, tokoh masyarakat, kepolisian, TNI, kejaksaan, kemudian dari Polhukam sendiri. Ternyata komitmen yang tergabung dalam tim ini yang begitu tinggi solid dan penuh semangat itulah yang membuat 14 hari bisa dengan padat," katanya.

"Kita lakukan berbagai kegiatan dalam rangka mencapai target bagaimana mengumpulkan informasi lapangan, bagaimana cross-check informasi, bagaimana kita beraudiensi dengan para tokoh agama dan tokoh masyarakat untuk membuat terang peristiwa ini," sambungnya.

ADVERTISEMENT

Benny mengatakan ada 42 saksi yang telah diwawancarai terkait kasus penembakan Pendeta Yeremia Zanambani. Pihaknya meminta keterangan kepada pihak keluarga dan warga terkait peristiwa tersebut.

"Setelah kami tim semua berkumpul, kemudian masing-masing melaporkan siapa saja yang wawancara, sampai tadi malam 40 saksi, kemudian ditambah perorangan 2, jadi 42. Terdiri atas istri korban, keluarga, kemudian orang-orang ada di Hitadipa yang ikut menolong sampai pemakaman, mereka yang berkumpul dan bertemu aparat setempat, itu semua sudah kami periksa," kata Benny.

Selain itu, TGPF meminta keterangan kepada aparat keamanan. Benny mengaku keterangan yang didapat sudah cukup.

"Jadi anggota TNI lebih dari 16 yang sudah kami periksa. Kami wawancara, cross-check informasinya. Ketika di Sugapa, kita juga perlu bertemu dengan penyidik, bertemu Dirkrimum di sana. Kemudian juga beberapa saksi yang ada di Hitadipa tapi ketika itu ada di Sugapa. Jadi dari sisi jumlah mungkin, dengan waktu yang singkat, kami merasa sudah maksimal," katanya.

Pembunuhan terhadap Pendeta Yeremia Zanambani terjadi pada Sabtu (19/9). Menko Polhukam Mahfud Md lalu membentuk TGPF atas permintaan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang merespons surat dari Persekutuan Gereja Injil Indonesia (PGII).

TGPF ini juga dibentuk untuk menyelidiki terkait rentetan penembakan yang terjadi di Intan Jaya. TGPF sudah berada di Timika sejak Rabu (7/10). Mereka lalu bergerak ke Sugapa guna mencari fakta-fakta penembakan yang menewaskan 2 anggota TNI, 1 warga sipil, dan 1 pendeta itu.

TGPF sempat dihadang dan ditembaki KKB setelah melakukan olah TKP. Dua orang terkena tembakan, yakni Satgas Apter Hitadipa Sertu Faisal Akbar. Dia mengalami luka tembak di pinggang dan dosen UGM yang masuk ke dalam TGPF, Bambang Purwoko, yang mengalami luka tembak di pergelangan kaki kiri dan pergelangan tangan kiri.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads