Polisi Ungkap Kaitan Demo Anarkis Medan dengan Aktivitas Medsos KAMI

Polisi Ungkap Kaitan Demo Anarkis Medan dengan Aktivitas Medsos KAMI

Kadek Melda Luxiana - detikNews
Kamis, 15 Okt 2020 16:13 WIB
Bareskrim Polri ungkap kasus penangkapan anggota KAMI.
Foto: Konferensi pers penangkapan delapan anggota dan petinggi KAMI (Kadek Melda/detikcom)
Jakarta -

Kadiv Humas Polri, Irjen Argo Yuwono menerangkan awal mula Bareskrim mengamankan petinggi dan anggota Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) Medan. Argo menuturkan awalnya polisi mencari tahu penyebab kericuhan demo tolak omnibus law Undang-undang Cipta Kerja.

"Tentunya ada apa, sehingga pengunjuk rasa ini sampai seperti itu, banyak korban dan sebagainya. Jadi dengan adanya anarkisme dan vandalisme yang diakibatkan pengunjuk rasa ini, kemudian kita cek ke belakang," ucap Argo dalam konferensi pers di Bareskrim Polri, Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (15/10/2020).

"Apa sih sebenarnya, kenapa bisa terjadi anarkisme sehingga merusak fasilitas umum, fasilitas Polri dan anggota kepolisian itu sendiri dilukai," sambung Argo.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dari hasil pengecekan, polisi mendapati adanya aktivitas di media sosial yang diduga menjadi salah satu penyebab demonstrasi berakhir dengan kerusuhan. Empat orang diprofiling dan ditangkap.

"Ada beberapa kegiatan yang terpantau di media sosial, yang saya sampaikan ini dari Medan. Yang dari Medan ini akhirnya kita menemukan ya, ada dua LP kemudian ada empat tersangka yang kami lakukan penangkapan dan penahanan," ujar Argo.

ADVERTISEMENT

"Pertama KA, JG, NZ dan kemudian ada WRP," imbuh Argo.

KA merupakan inisial nama dari Ketua KAMI Medan, Khairi Amri. Sebelumnya, Khairi Amri mengakui dirinya admin WhatsApp Group KAMI Medan. Dia juga mengakui ada anggota WAG KAMI Medan yang mengirimkan ajakan untuk demo rusuh seperti saat kerusuhan 1998.

"Bukan (ujaran kebencian) SARA, tapi ada apa ya, ke penguasa pula. Mengajak (demonstrasi) sampai chaos. Saya kaget itu, 'Ayo kita buat seperti '98'. Tidak ada kayaknya SARA, nggak ada. Cuma ketidaksenangan ke kebijakan pemerintah, apalagi kita sama-sama nggak tahu nih omnibus law, tapi kita anggap kita menolak gitu," jelas Khairi Amri saat wawancara eksklusif dengan detikcom di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (12/10) malam.

(aud/aud)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads