Bos Parameter Politik Bela SBY: Kalau Demo Ditunggangi, Memang Kenapa?

Bos Parameter Politik Bela SBY: Kalau Demo Ditunggangi, Memang Kenapa?

Mochamad Zhacky - detikNews
Kamis, 15 Okt 2020 13:58 WIB
SBY kembali menciptakan lagu yang bertujuan untuk memberikan semangat di tengah pandemi virus corona COVID-19. Lagu ini pun dinyanyikan oleh sederet penyanyi Tanah Air. Mulai dari Yuni Shara, Sandhy Sondoro, hingga Lala Karmela. Seperti apa?
Foto: SBY (20detik)
Jakarta -

Pernyataan mantan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang merasa dituduh menjadi dalang demo rusuh terkait UU Cipta Kerja dinilai playing victim (seolah-olah menjadi korban). Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno tak sepakat dengan penilaian tersebut.

"Kalau saya sih prinsipnya, siapapun yang memulai tuduhan itu (SBY menggerakkan demo ricuh), entah di medsos, entah elite, bagi saya terlampau jahat dan terlampau kejam. Dan kalau ada yang mengatakan SBY playing victim dan segala macam, itu juga ikut-ikutan kejam dan jahat, karena SBY bukan ujuk-ujuk konferensi pers itu," kata Adi kepada wartawan, Kamis (15/10/2020).

Dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Adi PrayitnoAdi Prayitno (Dok: detikcom)

Adi menyebut tuduhan kalau SBY yang menggerakkan demo penolakan UU Cipta Kerja hingga berujung ricuh memang ramai di media sosial. Dia menganggap tuduhan tersebut justru akan memperkeruh suasana.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Banyak bola yang cukup liar, bola politik yang cukup liar yang mengarahkan ke Demokrat dan SBY. Jadi berhentilah menuduh Pak SBY melakukan itu semua, karena ini justru akan membuat suasana semakin nggak kondusif," ucap Adi.

Pengamat politik dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah ini mengingatkan bahwa Demokrat merupakan salah satu partai yang vokal mengkritik UU Cipta Kerja. Dia khawatir tuduhan SBY menggerakkan demo ricuh justru dijadikan alat untuk membungkam para pihak yang kritis terhadap UU tersebut.

ADVERTISEMENT

"Kalau memang ada aktor, kalaupun ada yang menunggangi memang kenapa? Demo apa segala macam pasti dimobilisasi, saya kira tidak ada masalah. Yang salah itu kalau ada tindakan anarkis dan merusak fasilitas publik. Ya, itu yang dicari siapa aktornya. Jangan sampai hanya sekadar ingin membungkam suara-suara kritik, kemudian menuduh kanan kiri tanpa sebab, tanpa alasan, kan begitu," papar Adi.

Simak juga video 'SBY Bicara Demo Omnibus Law dan Fitnah-Tudingan Menunggangi':

[Gambas:Video 20detik]



Lebih lanjut, Adi meminta pemerintah segera menangkap dalang dari demo rusuh tersebut. Dia meminta tidak ada pihak yang memunculkan opini untuk menyerang salah satu kelompok.

"Ya intinya begini, kalau pemerintah tahu siapa aktor dan dalangnya, cukup diangkut saja, kita dukung. Tapi jangan bikin opini," sebut Adi.

"Di mana-mana kerjanya senyap, nggak perlu bikin opini, tinggal ditangkap orang-orang yang provokator, orang-orang yang selama ini menunggangi untuk melakukan kerusuhan, tangkap siapapun orangnya, kita dukung," imbunya.

Parameter Politik Indonesia merupakan lembaga terpadu yang bergerak di bidang survei sosial-ekonomi dan pemasaran politik. Lembaga ini melayani untuk memberi layanan survei seputar masalah kemasyarakatan, kondisi ekonomi dan politik, serta pemenangan kandidat dalam pemilu.

Diberitakan sebelumnya, pernyataan SBY yang merasa dituduh menjadi dalang demo rusuh penolakan UU Cipta Kerja dinilai playing victim. SBY diminta tidak bersikap berlebihan.

"Repot juga saling tuduh-menuduh tanpa ada bukti yang kuat. SBY mungkin berasa saja, atau senang memainkan peran playing victim. Nggak perlu terlalu reaksioner, apalagi mau memainkan peran seolah olah terzalimi, dan rakyat bakal berempati. Ini justru makin memperkeruh," kata Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting Pangi Syarwi Chaniago kepada wartawan, Rabu (14/10).

Halaman 3 dari 2
(zak/tor)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads