Lestari Moerdijat: Masyarakat Bertanya Kapan Vaksin Bisa Diaplikasikan?

Lestari Moerdijat: Masyarakat Bertanya Kapan Vaksin Bisa Diaplikasikan?

Angga Laraspati - detikNews
Rabu, 14 Okt 2020 22:12 WIB
Wakil Ketua MPR Lestari Moerdijat
Foto: Istimewa
Jakarta - Wakil Ketua MPR Lestari Moerdijat mengatakan harapan masyarakat terhadap kehadiran vaksin COVID-19 yang mampu menuntaskan masalah saat ini sangat tinggi. Karenanya, Ia berharap sejumlah tahapan dalam proses menuju ditemukan dan diproduksinya vaksin bisa disosialisasikan ke masyarakat.

"Saat ini masyarakat bertanya-tanya bagaimana posisi Indonesia terkait pengadaan vaksin, kapan vaksin itu bisa diaplikasikan. Saat ini di tengah hiruk pikuk masalah omnibus law UU Cipta Kerja, soal ketersediaan vaksin COVID-19 memang menjadi harapan masyarakat untuk keluar dari krisis akibat pandemi," kata Lestari dalam keterangannya, Rabu (14/10/2020).

Hal tersebut disampaikan oleh Lestari saat membuka diskusi daring bertema Vaksin Merah Putih: Tantangan dan Harapan yang diselenggarakan Forum Diskusi Denpasar Duabelas, Rabu (14/10).

Lebih lanjut, Lestari yang akrab disapa Rerie ini juga menuturkan Pemerintah juga perlu untuk mempersiapkan perencanaan yang matang untuk proses distribusi dan pengaplikasian vaksin COVID-19 produksi dalam negeri tersebut.

"Diharapkan masyarakat bisa menyikapi kondisi di masa pandemi COVID-19 ini dengan lebih bijaksana dengan tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan," tutur Rerie.

Sementara itu, Menteri Riset dan Teknologi Indonesia/Kepala Badan Riset Inovasi Nasional Indonesia, Bambang Brodjonegoro menegaskan dalam kasus COVID-19, peluang terbesar untuk mencapai herd immunity adalah dengan pemberian vaksin.

"Pemerintah sudah menjajaki kerja sama dengan pihak swasta untuk memproduksi vaksin buatan dalam negeri, selain Biofarma," tutur Bambang.

Bambang memperkirakan, baru pada kuartal III-IV 2021 vaksin COVID-19 sudah dapat diaplikasikan ke masyarakat. Dia juga sepakat bila pola komunikasi kepada masyarakat soal vaksin COVID-19 harus disampaikan dengan transparan dan cara yang tepat dengan bahasa yang mudah dipahami masyarakat untuk mencegah keraguan.

Di sisi lain, Ketua Eijkman Institute for Molecular Biology, Amin Soebandrio mengungkapkan saat ini kapasitas produksi vaksin di dunia hanya 50% dari populasi penduduk dunia. Dengan kondisi seperti itu kemandirian dalam produksi vaksin di dalam negeri sangat diperlukan.

"Apalagi saat ini, Indonesia termasuk negara dengan situasi serius dalam penyebaran COVID-19," ungkapnya.

Senior Project Integration Biofarma, Neni Nurainy juga ikut mengutarakan suaranya. Menurutnya, harga vaksin yang diproduksi di dalam negeri diupayakan agar terjangkau. Sehingga upaya vaksinasi yang lebih luas bisa segera direalisasikan.

"Meski untuk melakukan vaksinasi secara cepat dan meluas menghadapi sejumlah tantangan, antara lain masih adanya keraguan sebagian masyarakat terhadap vaksin," imbuhnya.

Wartawan senior Saur Hutabarat juga memberikan tanggapannya. Ia menegaskan, skeptisme yang terjadi di tengah proses pembuatan vaksin di dalam negeri diperlukan. Terkait harga vaksin COVID-19 dari Tiongkok, menurut Saur, seharusnya ada ruang untuk negosiasi karena uji tahap ke tiga nya dilakukan terhadap masyarakat Indonesia.

Saur juga mengusulkan, kelompok prioritas penerima vaksin selain tenaga kesehatan dan petugas keamanan TNI/ Polri adalah kelompok masyarakat kurang gizi dan kelompok keluarga pra sejahtera yang rawan terinfeksi virus.

"Upaya vaksinasi COVID-19 bisa mencontoh pemberian vaksin cacar di masa lalu yang dilakukan di sekolah-sekolah," ujarnya.

Diskusi yang dimoderatori Tenaga Ahli Wakil Ketua MPR RI Bidang Penyerapan Aspirasi Masyarakat dan Daerah Arimbi Heroepoetri tersebut juga dihadiri oleh Wakil Rektor Universitas Airlangga/ Ketua PUI-PT Pusat Riset Rekayasa Molekul Hayati UNAIR Ni Nyoman Tri Puspaningsih dan Komisi IX DPR RI Periode 2019 - 2024 Hasnah Syam dan Ketua Jurnalis Bencana dan Krisis/JBK Ahmad Arif.

(ega/ega)

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads