Enam anggota Komunitas Tuli Gresik (Kotugres) penerima CSR PT Pertamina Gas mempresentasikan karya desain fesyen yang mereka buat. Keenam anggota kotugres itu sebelumnya mendapatkan pendidikan dari sekolah fesyen ESMOD Jakarta.
Presentasi karya pada Selasa (13/10) tersebut merupakan tugas akhir dari rangkaian pelatihan fesyen yang difasilitas Pertagas (afiliasi dari subholding gas), UPT Resources Centre Gresik, dan sekolah fesyen ESMOD Jakarta. Mereka mendapatkan pelatihan sejak 20 Juli 2020. Selain diberikan pengajaran teknik menjahit, para peserta juga mendapatkan pelatihan bisnis fesyen.
Menyesuaikan dengan situasi pandemi yang menghalangi pertemuan tatap muka, Pertagas dan ESMOD Jakarta mengubah sebagian besar modul ke dalam konsep daring.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Benar-benar luar biasa. Karena bikin kami bangga sekali. Meski pelatihan sebagian besar lewat daring anak-anak pinter sekali, semua nempel dan diaplikasikan," ujar Truly Hutagalung Guru ESMOD Jakarta dalam keterangan tertulis, Kamis (14/10/2020).
Enam peserta pelatihan fesyen dari Kotugres itu dibagi ke dalam empat kelompok sesuai dengan pilihan minat. Ada yang berminat membuat karya seragam, karya busana muslim, dan karya busana anak. Dalam presentasi tugas akhir, mereka diharuskan memaparkan bagaimana mereka menemukan ide, menuangkan ke dalam konsep desain, hingga mengimplementasikannya menjadi sebuah hasil akhir berupa produk baju siap pakai.
Salah satu peserta pelatihan, Alfa, memproduksi pakaian seragam sekolah elite. Alfa berharap produk karyanya bisa diterima di sekolah-sekolah maupun perkantoran.
"Saya pakai brand Alfa yang berasal dari nama saya sendiri," ujarnya melalui Bahasa Isyarat Indonesia (Bisindo) yang diterjemahkan oleh penerjemah.
Sementara itu, Wilda yang membuat brand Ilda memilih fokus memproduksi karya busana muslim perempuan.
"Harapannya bisa dijual di butik, bisa untuk santai dan acara formal," tutur Wilda.
Selain mempresentasikan karya berupa desain dan produk jadi, peserta pelatihan juga diminta mempresentasikan aspek bisnis dari produk yang dihasilkan. Hal itu dilakukan agar mereka siap turun ke dunia bisnis profesional.
"Kita ingin teman-teman Kotugres memiliki sense of business juga. Memilih materi produksi, menghitung biaya produksi hingga menentukan harga ritel terbaik dari produk mereka nantinya," terang Supervisor Sales Ambassador ESMOD Jakarta Theresia Nastiti.
Corporate Secretary Pertagas Fitri Erika.menambahkan, upaya pendampingan dan capacity building terhadap anggota Kotugres dilakukan untuk memotivasi mereka agar menjadi mandiri. Pertagas, sebut Fitri, memacu para anggota Kotugres agar terus berkarya dan mampu beradaptasi dengan situasi pandemi.
"Tugas kami sebagai perusahaan adalah untuk memahami kebutuhan kelompok masyarakat sekitar operasi kami, mengelolanya lewat program kolaborasi tepat agar mereka bisa menemukan solusi atas masalah utama mereka, dan bisa berdikari di masa mendatang," ulas Fitri.
Sebagai informasi, Pertagas memfasilitasi 26 anggota Kotugres untuk mendapatkan pelatihan pengembangan diri. Selain 6 orang yang mengikuti pelatihan fesyen, anggota lain mengikuti pelatihan kuliner dan kerajinan.
(akn/ega)