Longsornya tanah perumahan di Ciganjur, Jagakarsa, Jakarta Selatan, membuat panik warga sekitar. Terkhusus warga yang rumahnya berada di bawah perumahan tersebut.
Salah satunya, seorang nenek bernama Amsani (63). Amsani bercerita sewaktu longsor terjadi, dirinya sedang berada di rumah tetangga yang berlokasi di RT 4 RW 2 Ciganjur. Amsani mengatakan air secara tiba-tiba menerjang permukiman warga.
"Saya di rumah tetangga. Abis tuh tiba-tiba banjir, terus yang punya rumah jangan pergi bu sini saja nunggu perahu datang," kata Amsani kepada detikcom di Ciganjur, Jakarta Selatan, Senin (12/10/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Amsani akhirnya terjebak di rumah kerabatnya. Dari dalam rumah, ia melihat genangan air semakin meninggi.
Setelah menunggu beberapa waktu, akhirnya petugas pun datang ke tempatnya. Petugas itu kemudian menggendong Amsani untuk dievakuasi.
"Woah di luar tuh udah segini ya, terus ayo bu saya gendong. Eh saya mau turun malah ngambang kaki saya udah mau hanyut. Akhirnya dibantu sama yang pakai kuning-kuning itu tuh digendong," ujarnya
"Saya kan sudah mau merosot tuh, bu pegangan ya supaya naik ke atas, megangin kaki apa kan perahu disini, rumah saya di sana. Aduh rasanya jauh banget," ungkapnya.
Kini, Amsani mengungsi di salah satu posko pengungsian yang berada di sekitar area banjir. Dia masih membayangkan peristiwa banjir yang begitu cepat membanjiri permukiman tersebut.
"Cepet banget deh (air). Gak pakai jam-jaman. Berapa setengah jam atau 15 menit sudah. Saya sudah gemeteran, lemes ya," ucapnya.
Amsani saat ini belum ingin kembali ke rumahnya meskipun banjir telah surut. Hal ini dikarenakan kondisi kesehatannya yang kurang baik serta listrik rumahnya yang belum menyala sampai saat ini.
"Dari siang kayaknya (sudah surut), abis dhuhur. Saya memang nggak pulang-pulang kakinya sakit juga," jelasnya.
Seperti diketahui, Banjir melanda permukiman warga di Ciganjur, Jakarta Selatan (Jaksel), akhirnya surut. Banjir sempat menggenang selama tiga hari karena terkendala beberapa hal.
Camat Jagakarsa Alamsyah mengatakan akses jalan yang sempit menyebabkan alat berat sulit menuju lokasi longsor. Akhirnya, petugas pun memilih menyedot air menggunakan pompa apung yang lebih mudah dioperasikan.
"Kendala yang pertama adalah sulitnya masuk alat berat, aksesnya, karena kalau kita pakai long arm itu jalan harus 12 meter, kalau nggak itu nggak bisa masuk. Nah ini kita ambil dengan Sudin Air adalah yang kecil-kecil dulu (pompa apung) yang bisa masuk karena prinsip air harus ngalir, kata gubernur, yang penting air ngalir dulu biar tidak ada banjir susulan tadi disampaikan juga," kata Alamsyah kepada wartawan di Ciganjur, Senin (12/10/2020).
(eva/eva)